Dari dari dicurigai sebagai pengungsi illegal oleh petugas imigrasi Austria, digratiskan perjalanan seharian oleh petugas transportasi di Slovenia, bahkan kami juga tidak ketiggalan 'dihadiahi' sumpah serapah tour guide rasis di Slovakia. Untunglah kejadian seperti ini bukan sekali dua kali saya alami, jadi bisa dibilang saya sudah kepalang kebal karena saya selalu mengeluarkan jurus pamungkas untuk menanggapi orang super rasis yang terbukti ampuh dan bikin keki si pelaku, yakni mengeluarkan senyum termanis dan terlebar seantero dunia dan bilang: thank you for your compliments and have a great day!
Disamping mengalami hal-hal ajaib seperti tadi, one achievement that we gained was we succeed making this trip as another regular exercise. Yep! Menjejakkan kaki di Swiss, utamanya di Zurich dan Basel adalah salah satu perjalananan dimana jalan kaki kami selama hampir tiga jam nonstop tidak terasa sama sekali. Rahasianya sih cuma satu: kami sudah menyiapkan Geliga Krim di ransel.Â
Oh ya, berjalan menyusuri kawasan Zurich adalah bagaikan menyaksikan pameran mobil mewah di tiap ruas jalan rayanya. Dari Ferrari F430 sampai Lamborghini Aventador, semua brand mobil mewah sepertinya bisa kita temui di tiap tikungan. Jadi bisa dibilang kota Zurich adalah kota branded dimana orangnya tidak mengenal barang murahan.Â
Sayangnya kami disana tidak berlama-lama, selain living-cost yang tingginya ampun-ampunan (ke toilet aja hampir tiga puluh ribu rupiah sendiri), kami masih harus mengejar spot-spot menarik di Basel sebelum kembali ke negeri Ratu Elizabeth.
Meski perjalanan lima negara ini terasa singkat, rasa lelah hingga kaku otot tidaklah menjadi masalah besar bagi kami. Bukan karena kami sekuat Wonder Woman, tapi karena kami selalu siap sedia Geliga Krim dimanapun kami pergi, jadi pegal-pegal pun hilang seketika!