Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bangun Bisnis Bareng Keluarga atau Pasangan Tanpa Drama

1 Juli 2025   18:17 Diperbarui: 1 Juli 2025   20:17 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irisan chicken crispy. Sumber: dokumen pribadi. 

Menurutku, mau produk mana pun yang dipuji konsumen, yang penting paket makanannya tambah laku. Padahal olahan ayamnya juga dipuji para mahasiswa. Tapi begitulah :P Maklum generasi Millenium vs Generasi Baby Boomer.

Aku sebagai asisten dadakan yang diculik dari ruang kerjaku (dulu aku punya spot sendiri untuk kerja, hanya terdiri dari meja, personal computer, dan speaker agar musiknya bisa keras dang ding dung), tentu menerapkan sistem Non Blok.

Sebagai generasi Millenium, aku lebih easygoing dengan detail. Dani pun sama saja denganku, malah lebih parah. Setelah Dani masak, pasti melebihi kapal pecah sehingga sering mendapat tatapan elang Mama. Sementara Mama, si Baby Boomer yang sangat rapi dan detail saat menyajikan makanan. Ini salah. Itu salah. Memang apa bedanya kalau irisan ketimun diletakkan di sana atau di sini? Nanti juga semuanya tercampur aduk di lambung. Saat sedang memasak pun, Mama langsung mencuci peralatan masak sehingga selesai masak, dapur sudah bersih kembali.

Debat. Sumber: pixabay.
Debat. Sumber: pixabay.

Studi Kasus 2: Drama Perdebatan Sesama Generasi Millenium, Antara Idealisme melawan Komersialisme

Sebagai tukang masak (Cook) yang biasa kerja di hotel (kalau lagi tak kerja di hotel, Dani, adikku itu jualan makanan sendiri), Dani itu idealismenya tinggi. Makanan harus dibuat dengan standar hotel dan porsinya banyak (besarnya potongan ayam ala porsi prasmanan atau bufee ). Sementara aku itu lulusan Teknik Kimia yang ekonomis. Prinsip Teknik Kimia itu komersialis, bukan skala laboratorium yang tak peduli profit. Bagiku, jika tak untung, maka untuk apa produksi? Maka, terjadilah perdebatan yang unik. Adikku bersikeras potongan boneless chicken harus selebar-lebarnya. Aku yang penuh perhitungan juga tak kalah ngotot. Masa sudah lelah memasak, tapi tak untung? Akhirnya, jalan tengahnya, potongan boneless chicken sebesar hamparan kipas. Tapi harganya dinaikkan sedikit. Alhamdulillah, konsumennya alias sohibku, Ocid pasrah dan tetap antusias ingin menyajikan grilled chicken boneless dengan nasi dan mayones saat seminar hasil. Kalau tak salah, ia memesan 25 porsi.

"Aduh, kalau tahu isi box makanan itu boneless chicken pasti kuambil sejak tadi. Sekarang aku menyesal. Tak kebagian..." keluh seorang gadis unyu peserta seminar hasil.

Karena para peserta seminar antusias mengambil box makanan, aku pun digoda oleh dosen pembimbing Ocid, "Laku banget ya dagangannya, Mbak..." Aku jadi malu karena seringai sang dosen. Wkwkwkwk.

Keras kepala. Sumber: pixabay.
Keras kepala. Sumber: pixabay.

Studi Kasus 3: Keputusan Bisnis Keluarga Harus Obyektif, Tanpa Drama Bocil Keras Kepala

Walaupun terdapat kedekatan internal dalam bisnis keluarga ataupun pasangan, keputusan bisnis yang diambil harus obyektif dengan mempertimbangkan berbagai aspek terkait bisnis dan juga risikonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun