Disclaimer: Cerpen ini merupakan lanjutan Kisah Cinta Si Hantu Laut, Rayhan dengan tokoh utama di cerpen ini Lusi, hantu laut berkebaya yang cantik dan menggemaskan.
Untuk pembaca yang kumisnya baplang, tolong kuatkan hati. Ada adegan yang bisa membuat pemilik kumis baplang jatuh semaput :P
Cerpen ini kupersembahkan untuk mentorku yang cinta laut kehidupan. Juga Kompasioner dan para pembaca sekalian. Terima kasih banyak selalu mendukungku. Love you all :)
Adegan kejar-kejaran Lusi dengan Sugeng terinspirasi dari mimpi adikku yang diganggu hantu kebaya tepat sehari aku upload Kisah Cinta Si Hantu Laut, Rayhan.Â
KM Ciremai hanya sebagai latar kisah fiktif ini karena kapalnya cantik.
Selamat membaca =)
"Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum-hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan jejaknya." - Kahlil Gibran.
Tepat jam 10 malam Kapten Sugeng merebahkan diri di atas tempat tidurnya yang nyaman. Lalu, pria romantis itu membaca Sayap-sayap Patah, novel pengarang kesayangannya, Kahlil Gibran. Alunan ombak meredakan sel-sel tubuhnya yang letih. Ketika ia terkantuk-kantuk, lemari pakaiannya berderit dan sesuatu terjatuh ke lantai. GEDEBUG.
Sang kapten langsung tersentak. Ia memicingkan mata. Apakah itu? Bentuknya seperti patung kayu yang tengkurap, tapi tanpa kepala. Apakah ada Anak Buah Kapal (ABK) yang iseng menakut-nakuti karena aku sering bertindak tegas?Â
Sugeng pun menghampiri benda misterius yang terjatuh dari lemarinya. Tiba-tiba patung kayu setinggi 30 cm itu membesar hingga setinggi dirinya. Dalam beberapa detik benda misterius tersebut berubah wujud menjadi perempuan berkebaya hijau yang molek bagaikan Dewi Ratih. Karena tanpa kepala, ia menoleh ke kiri dan kanan. Walaupun demikian, makhluk halus tersebut mengetahui keberadaan dirinya seolah-olah memiliki radar. Ia harus berjalan berjingkat-jingkat untuk mendekati pintu kabinnya yang jaraknya hanya 2 meter dari lemari, tapi serasa ribuan knot.