Â
"Dua puluh tiga tahun itu sudah dewasa. Perbedaan usia 4 tahun lebih muda tak jadi masalah. Banyak pasangan lain yang perbedaan usianya sangat jauh, tapi pernikahan mereka tetap bahagia," ujar Mang Alip dengan penuh semangat. "Bukankah Ima lebih senang dengan pemuda yang cekatan dan aktif? Nanti kalian bisa mendaki gunung berdua."
Â
Dika langsung tersenyum dengan gayanya yang menyebalkan. Aku pun langsung memelototinya.Â
Â
"Ima tidak mau pacaran dengan berondong. Nanti harus Ima yang menjadi babysitter-nya," tolakku tegas.
Â
"Lihat dulu anak Mamang. Wajahnya tampan karena ia mewarisi kecantikan ibunya," bujuk Mang Alip. Ia men-scrolling photo gallery di smartphone-nya dan memaksaku untuk melihatnya. "Tidak hanya tampan, ia juga tinggi. Tak seperti Mamang yang pendek."
Â
"Anak Mamang memang cukup tampan. Tapi, aku belum ingin berpacaran."
Â