Mohon tunggu...
sisca wiryawan
sisca wiryawan Mohon Tunggu... freelancer

Penulis Cerpen "Astaga! KKN di Desa Legok" dalam buku KKN Creator (2024). Fokus cerpen dan story telling. Skill business analyst, SMEs, green productivity, and sustainability. Kolaborasi, kontak ke wiryawansisca@gmail.com yang ingin dianalisis laporan keuangan, dll e-mail saja bahan2nya.dah biasa kerja remote. trims bnyk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sendu di Balik Kearifan Lokal Kaki Gunung Pangrango

23 April 2025   23:10 Diperbarui: 23 April 2025   23:36 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaki Gunung Pangrango. Sumber: dokumen pribadi.

            "Aduh, itu anak. Maafkan Ika, ya," pinta Mimin yang dibalas dengan gumaman persetujuan Rani yang sebenarnya setengah tak rela. Menyadari wajah Rani yang sepucat kertas, ia pun membantu tetangga barunya itu.

            Rani baru bisa bernapas lega setelah sampai di sisi jalan. Ia pun mengamati Mimin yang sudah siap dengan segala perlengkapan tempurnya di sawah. Mimin menggunakan blus kotak-kotak biru sepanjang lutut, celana panjang merah muda polkadot putih, dan sepatu bot hijau. Sungguh menarik gaya berbusana petani yang tabrak warna dan tabrak motif.

            "Rani hendak ke mana pagi-pagi begini?" tanya Mimin yang rasa penasarannya sebesar kucing oranye-nya. Tak majikan tak hewan peliharaan, keduanya sering mengintai aktivitas Rani.

            "Mau ke Cikodok."

            "Untuk apa? Berjalan ke Cikodok cukup jauh," ujar Mimin yang senang menginterogasi. 

            "Beli sayur."

            "Bisa ke warung sayur Acih."

            "Aku harus mengambil uang di ATM Mini Cikodok."

            Kedua mata Mimin bercahaya. "Ah, ternyata Rani memiliki banyak simpanan uang di Bank, ya? Enaknya."

            Rani tersenyum kaku. "Tidak banyak. Hanya sekedar untuk makan."

            "Setidaknya, Rani memiliki uang. Tidak seperti aku yang banyak utang akibat Pak Didin, suamiku yang sakit-sakitan. Setiap ia sakit, kami harus meminjam uang pada Bank Emok. Meminjam uang 20 juta Rupiah, tapi mengembalikannya harus dua kali lipat. Minggu lalu baru saja utang itu lunas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun