"Ma, merasa tidak rumah ini aneh?" tanya Rani sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah.
     Galuh Caraka mengerutkan kening. "Aneh bagaimana? Rumah tua ini biasa saja."
     "Seram banget. Kemarin malam saja aku hampir kerasukan."
     "Rani, kau tak boleh terlalu larut dalam dunia mistis. Banyaklah berdoa agar kau tak diganggu oleh makhluk mistis."
     "Ah, Mama. Aku berdoa kok."
     "Tapi doanya singkat sekali."
     Rani pun menyeringai. "Yang penting niatnya, bukan durasinya."
     "Bisa saja kamu," ujar Galuh gemas. Jemarinya pun mengacak-acak rambut anak gadisnya. "Tak biasanya kau berani mendebat Mama. Sudah berani bertingkah, ya?"
     "Ih, Mama. Rambutku jadi berantakan," keluh Rani. Tiba-tiba matanya menangkap sosok anak kecil laki-laki yang mengintip mereka berdua dari balik dinding. Anak itu terkekeh-kekeh memperlihatkan gigi-giginya yang runcing dan mungil.
     "Ma, apakah Mama percaya jika kukatakan di rumah ini ada tuyul?"