Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Investasi Hijau pada Pangan dan Pertanian

18 Juli 2022   16:16 Diperbarui: 18 Juli 2022   16:27 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: FB. BITRA Ind (Tahun 2021) Seminar Online Investasi Publik Pada PAngan dan pertanian

Komitmen dunia tentang perubahan iklim secara nyata dituangkan dalam berbagai kebijakan, regulasi hingga aksi di tingkat lokal. Semua komponen dalam suatu negara tidak hanya pemerintah tapi mendorong swasta, dan masyarakat sipil untuk tetap bergerak dalam membangun bangsa. Tapi tetap dengan catatan bahwa proses pembangunan tidak hanya berdasar pada pertumbuhan ekonomi semata tetapi bagaimana prosesnya tetap berbasis pada kesehatan manusia, ekologi dan kemandirian warga.

Berbagai upaya dalam mendorong investasi yang lebih adil sedang didorong saat ini. Termasuk investasi hijau yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil bagi manusia dan bumi. Pada September 2021 saya terlibat dalam seminar tentang sudah sejauh mana investasi publik terkait dengan pangan dan pertanian di Indonesia. Investasi berupa modal triliunan untuk pangan dan pertanian hendaknya tetap dikembangkan. Momen G20 menjadi langkah extraordinary oleh sekitar 20 utusan negara-negara yang berkomitmen untuk mendorong kemajuan bangsa termasuk Indonesia menjadi negara maju.

Jika dulu investasi lebih pada industri dengan penggunaan energi kotor, sudah waktunya pemerintah mendorong berbagai investasi hijau. Kenapa harus investasi hijau? Apa relevansinya, apa dampaknya dan bagaimana kontribusinya dalam menjaga lingkungan? 

Investasi Hijau sebagai jawaban atas sumber daya alam yang sudah mulai terbatas

Jika di awal tahun 2000-an proses globalisasi, pertumbuhan ekonomi, investasi besar-besaran menjadi fokus dari pertumbuhan di Indonesia, maka setelah 2 dekade mulai disadari bahwa pembangunan dan investasi dengan mengabaikan aspek lain juga sebuah konsep yang keliru. Berbagai persoalan muncul termasuk sudah semakin tercemarnya bumi, laut, udara dan tanah dieksploitasi secara berlebihan. Dampaknya akhirnya dirasakan oleh manusia dengan berbagai bencana yang ada di dalamnya. Kini kita melihat bahwa  sumber daya alam mulai terbatas. Berbagai kekayaan alam kita berupa energi tidak terbarukan sebagai sumber energi bagi industri, otomatif , rumah tangga juga sudah mulai habis. Sekarang waktunya mulai melirik berbagai sumber energi baru termasuk juga penggunaan limbah. Baik limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah pertanian sebagai bagian dari jawaban atas sumber daya yang mulai terbatas. Dengan berbagai investasi hijau lewat penggunaan energi baik (misalnya listrik, biodiesil, atau biogas, dll) disamping bernilai secara ekonomis dengan biaya lebih rendah juga sekaligus membantu mengatasi  berbagai problemanya. Bayangkan jika berbagai pupuk kimia sintetis yang diproduksi oleh pabrik digantikan dengan pupuk organik. Bukankah bahan pupuk organik lebih murah, lebih sehat dan bernilai tinggi. 

Intinya pemerintah sudah waktunya membuka kran bagi investasi hijau bidang pangan dan pertanian yang lebih ramah iklim. Disamping mendapatkan untung , perusahaan juga bekerja untuk memanfaatkan limbah yang ada. 

Mendorong kemitraan dengan produsen, petani, warga 

Produk pangan dan pertanian yang sehat pasti dihasilkan oleh tenaga kerja manusia sebagai modal utamanya. Kerja-kerja investasi hijau bidang pangan dan pertanian akan menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan adanya kemitraan dengan petani. Berbagai model kemitraan dengan produsen, petani dan UMKM bidang pangan dan pertanian saat ini banyak berkembang dengan berbagai variasinya. Investasi hijau di bidang pertanian dan pangan dengan kebutuhan utama warga soal pangan di tengah pembangunan yang berlangsung saat ini, maka bentuk-bentuk kolaborasi menjadi sangat terbuka. Investasi hijau berbasis pada keberlanjutan, jika mitra/kelompok masyarakat sejahtera, maka berbagai perusahaan yang bekerja di industri hijau punya peran dalam membangun keutuhan bangsa dan negara ini.

Ikut Berkontribusi dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Upaya mendorong pengurangan gas emisi rumah kaca menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia. Target zero emisi pada tahun 2050 adalah sebuah ambisi yang sangat extra ordinary. Tapi namanya komitmen, maka mau tak mau semua harus terlibat di dalamnya. Membuka peluang investasi hijau untuk pangan dan pertanian sangat berkontribusi bagi pengurangan Emisi GRK. Bayangkan saja jika jutaan petani di Indonesia beralih pada penggunaan pupuk alami lewat kotoran ternak. Siklusnya adalah pemerintah kembali memberikan bantuan ternak ke petani. Dari pengalaman pendampingan kami pada petani sudah menghasilkan produk beras organik sehat dengan penggunaan pupuk alami dari kotoran ternak. Desa-desa yang memiliki ternak adalah sumber energi dann pupuk alami untuk lahan-lahan sawah dan ladang mereka. Jika ratusan ribu desa memiliki jutaan ternak untuk limbah sebagai sumber pupuk bagi kelanjutan pangan dan pertanian di Indonesia maka akan mendongkrak pada pengurangan emisi GRK di bumi.  

Menginvestasi Modal Dengan Win-Win Solution  

Berbagai kesulitan petani  baik saat dalam penggunaan pupuk kimia dan juga  mencari pemasaran hasil produk mereka juga akan terbantu dengan investasi hijau. Sebagai kebutuhan utama manusia akan pangan, dan sektor pertanian sebagai komponennya menjadi ladang mendapatkan keuntungan, tapi tetap pada aspek  menjaga harmoni dengan alam dan manusia. Bentuk investasi hijau akan menjadi solusi jika modal dapat diinvestasikan misalnya pada pembelian gabah petani organik. Atau yang menginvestasikan dananya untuk membeli produk pangan petani yang alami, lokal dan bervariasi.  Jadi sudah waktunya pengusaha juga sebagai private sektor mulai melirik produk pangan dan hasil pertanian yang sangat berlimpah. Biarkah angka kwintal, ton, jutaan kilogram produk pertanian dan pangan dilakukan dengan budidaya hijau, dikemas dengan ramah iklim, diijual dengan harga yang adil bagi petani. Jadi mimpi tentang warga negara sejahtera lebih terjawab dengan model investasi yang sangat ekploitatif selama ini. Puluhan dekade setelah kemerdekaan kita, pembangunan konvensional yang dilakukan terutama dalam penyediaan pangan dan proses pertanian dilakukan dengan penggunaan bahan kimia sintesis yang sangat tinggi kadar oksida dalam kehancuran  di bumi. Maka sudah saatnya beralih ke industri, budidaya, pengolahan yang hijau.

Peluang Pengembangan Modal Berbasis Insentif dan pajak bagi Kelestarian Bumi

G20 yang akan dilakukan di Bali dengan issu ekonomi hijau menjadi issu utama adalah menjadi pilar awal bagi pengembangan modal yang adil bagi kesejahteraan manusia dengan tetap mengutamakan keseimbangan ekosistem. Pemanasan global,perubahan iklim, dikaitkan dengan berbagai komitmen dunia saat ini soal pengurangan suhu  dan pemerintah Indonesia dengan komitmennya tentu akan mendorong berbagai kebijakan dan aksi semua elemen turut dalam menjaga  dunia. Bahkan dalam seri seminar online terkait perdagangan karbon (Maret 2022 oleh KEMENLHK) pemerintah akan memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan atau melakukan pengurangan pada pemakaian dan produksi karbon. Ini menjadi angin segar bagi perusahaan untuk pengurangan pada modal kerja dengan fasilitas dari perusahaan. Skema-skema  kredit hijau juga sudah mulai digelontorkan, alangkah baiknya jika peluang dalam  berbagai insentif dan kredit hijau ini  dimanfaatkan oleh lewat perusahaan. Karena persoalan bumi yang rusak,bencana, upaya mitigasi dan adaptasi bukan hanya tugas pemerintah dan masyarakat sipil. Korporasi dengan tangan dan jangkauan luas akan lebih efektif dalam mendorong bumi yang sehat dan manusia yang produktif.

Investasi Hijau, Mengakhiri Konflik dan Membangun Kolaborasi


Sejarah industri skala besar (PMA,PMDN) sering memiliki konflik berkepanjangan dengan masyarakat di sekitarnya.Kita bisa berkaca pada konflik masyarakat adat dengan warga di tanah Toba.Berbagai pabrik tambang dan warga lokal sekitar di banyak daerah di Indonesia.Investasi hijau adalah salah alternatif dalam menyelesaikan berbagai konflik tersebut.Karena usaha hijau memiliki 3 aspek soal alam,manusia dan sada depan. Investasi hijau memasukkan warga adalah potensi/modal besar dalam memperoleh nilai profit besar. Basis kerja investasi hijau dengan mengedepankan harmoni pada manusia, alam dan masa depan memiliki etika besar pada peradaban manusia.Proses-prosesnya sangat menghargai peradaban lokal dan kearifan yang sudah terbangun di masyarakat. Jadi soal "insecurity", "gangguan", "Demonstrasi" tidak ada dalam frase investasi hijau. Tetapi kerja membangun kolaborasi, selaras dengan alam dan manusia adalah basis kerjanya. Tentu dengan mimpi dan orientasinya keuntungan.

Tapi konsep kerja, hubungan kerja, managemen, struktur bahkan tanggungjawab sosial bagi warga adalah garda terdepan. Sehingga kehadiran industri makanan dan usaha pertanian menjadi oase yang ditunggu oleh masyarakat di tengah kemiskinan seperti saat ini. Terbangun   simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan dan berkelanjutan. 

Investasi Hijau memperkuat ketangguhan ekonomi dengan produk berkualitas tinggi, bergizi baik dan menarik


Selama ini produk pangan dan pertanian yang dihasilkan dengan energi kotor jelas-jelas berbahaya. mengandung berbagai bahan berbahaya termasuk menggunakan kemasan tinggi pencemaran. Bayangkan konsumsi pangan kita sejak dari benih, buah, produk turunan dan berbagai produk biji-bijian berupa makanan pokok seperti padi, jagung, ubi selama ini dihasilkan dengan menggunakan energi fosil. Bahan bakar minyak (bensin, pertalite, batu bara, dll) semua adalah sumber alam yang sudah mulai habis karena eksploitasi besar-besaran. Disamping menghasilkan polusi, menyebabkan perubahan iklim, cuaca ekstrim bahkan bencana. Jawaban akan investasi hijau adalah produk yang dihasilkan oleh proses pertanian hijau dan proses pangan alami dan ramah iklim akan menghasilkan produk berkualitas tinggi, bergizi baik dan tentu bentuk dan estetika menarik. Jika selama ini produk-produk tersebut hanya dihasilkan oleh usaha kecil (UMKM) maka sudah waktunya industri besar meliriknya.

Dengan produk lokal Indonesia yang sangat sangat kaya, bervariasi, limpahan warna -warni dan berbagai rasa alami. Ini menjadi modal besar bagi usaha industri hijau untuk menggali dan mempromosikan  berbagai produk pangan dan hasil pertanian di seluruh negeri. Investasi pada bidang ini akan mendorong usaha industri yang potensial ke depan. Menginvestasi tehnologi ramah misalnya bagi pengelolaan lahan pertanian, memproduksi tehnologi mesin untuk  menghasilkan produk tenun asli misalnya, atau pangan lokal lezat, memiliki nilai profit.

Tentu produk akan   akan mempunyai nilai ekonomi tinggi, ekologi yang berkelanjutan dan kemandirian bangsa. Investasi hijau membuka berbagai upaya ini, berbeda dengan usaha waralaba di luar negeri dengan potensi alam yang terbatas,sehingga selama beberapa dekade investasi lebih mengarah pada ekploitasi berlebihan dengan upah murah,produk berkualitas rendah dan nutrisi kecil padahal jika dilakukan dengan investasi hijau selalu memprioritaskan pada ekonomi, tidak lupa pada kesehatan dan tentu memikirkan masa depan anak-anak. 

Jadi konsep dan praktek investasi hijau ada pada 3 nilai dan etika . Kemandirian ekonomi, kesehatan manusia dan kelestarian ekosistem. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun