Adalah Ibu sangat mencintai Ayah: mencintai diam-diamnya, senyumnya, bahkan kemiskinannya.
Sesekali Ibu minta maaf pada kemiskinan, ketika ingin menggapai tangan tak sampai.
Tapi, Ibu selalu bersiasat 'tuk jinakkan kemiskinan agar hidup tak berputar dari lapar ke lapar, walau juga tak harus kekenyangan.
Dan hingga kini, kami tak pernah tahu alasan Ibu mencintai Ayah. Biarkan itu menjadi misteri.
Air Tawar, Padang, 22 Mei 2024
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!