Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Complete Hanging

2 Desember 2020   07:32 Diperbarui: 2 Desember 2020   07:37 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Kau yakin?"

"Tentu."

"Tetapi kita belum memiliki izin untuk melakukan penyelidikan kembali."


Renesya hanya tersenyum, sebelum berkata, "Lalu apa gunanya kekuasaan ayahku? Jika untuk mendapatkanmu saja bisa, maka untuk mendapat izin sangatlah mudah bagiku." 

Renesya tersenyum, lalu melangkah pergi meninggalkan Rexa.


Kedua orang itu kini sudah ada di TKP, mata Renesya menelusuri setiap sudut kamar Kexiana. Dilihatnya pintu kamar yang telah rusak karena dobrakan. "Kamar ini benar-benar berantakan."


"Itu juga salah satu kemungkinan yang membuatku yakin jika dia dibunuh."


"Jika dia depresi, keadaan kamar seperti ini sangatlah wajar." Kalimat itu seketika membuat Rexa terdiam. "Jadi, di posisi mana kalian saat di kamar ini?" tanya Renesya tanpa menoleh ke arah Rexa. Pemuda itu mendengkus sebal.


"Bagaimana kau bisa tahu bahwa aku masuk ke kamar ini juga?"


Renesya menghela napas, lalu menatap Rexa. 

"Kexiana yang memberitahuku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun