Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sang Manusia Berdebu

24 Agustus 2019   23:53 Diperbarui: 25 Agustus 2019   00:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilistrasi Manusia Berdebu | Dokumen Pribadi

Sang raja siang telah menampakkan dirinya, memijar membenderangkan semesta.
Cahayanya yang menyengat kulit semakin memburaikan peluh.
Sosok Manusia berdebu semenjana sedang berputih tulang tuk sesuap nasi.
Persembahan bagi sang putri dan pangeran buah hati serta sang ratu yang tercipta dari tulang rusuknya.
Tak sekalipun ketaksaan menggemingkan  semangatnya melanglangkan diri diantara getirnya buana.
Hingga akhirnya tiba ufuk cakrawala mulai memudar, pertanda sang raja malam akan datang menggelapkan nirwana.
Sosok Manusia berdebu menderapkan langkah menuju istana kecilnya.
Peluk hangat dan sungging senyum indah datang menyapanya.
Dengan penuh kesyahduan menyambut kepulangan sosok manusia berdebu.
Mengguratkan makna sang raja tlah kembali dari pengembaraannya.
Kembali bercengkrama bersama melepas rindu, memburaikan lelah diantara gempita nirwana malam di istana kecil nan indah.

Sigit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun