Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Legenda Museum Mulawarman dan Museum Kayu Tenggarong

31 Maret 2019   08:14 Diperbarui: 9 Juli 2019   19:14 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Mulawarman, Jalanjalanyuk.com

Saat jalan-jalan Ke Tenggarong, Kutai Kartanegara, tak lengkap rasanya bila kita tidak mengunjungi dua museum ini, yaitu Museum Mulawarman dan Museum Kayu Tua Himba. Koleksi dan kisah historikal juga merupakan bagian dari wibawa kedua museum ini.

Museum Mulawarman merupakan bangunan istana peninggalan sejarah dari raja-raja kutai kartanegara, dari cerita histori yang terdapat didalam museum tersebut, bahwa museum ini dibangun pada tahun 1932 dan diserah terimakan pada Sultan Parikesit pada tahun 1935  dan museum sebagai istana  ini berakhir sekitar 25 November 1971. 

Karena Sultan Parikesit menyerahkan istana ini kepada pemerintah daerah, kemudian diserahkan kepada pemerintah nasional pada tanggal 18 Februari 1976 untuk dikelola menjadi cagar budaya destinasi wisata. Kemudian tercatat juga bahwa sultan yang masih menjadi raja hingga kini adalah Sultan Aji Muhamad Salehudin II.

Museum Mulawarman buka pukul 09.00 -15.00 hanya hari jumat Museum ini tutup, tiket masuknya paling mahal cuma lima ribu rupiah. Benda-benda koleksi sejarah Museum Mulawarman banyak mengandung kisah histori yang tercatat.

Patung Lembuswana, Travelkompas.com
Patung Lembuswana, Travelkompas.com

Sebelum kita masuk museum di area halaman terdapat Patung Lembu Swana, yang merupakan lambang dari Kesultanan Kutai, patung ini tercatat dibuat di Myanmark pada tahun 1850 dan tiba di Istana Kutai pada tahun 1900. menurut cerita fiksi yang melegenda bahwa Lembu Swana ini diyakini sebagai Kendaraan Tunggangan Batara Guru. 

Nama lainnya adalah Paksi Liman Janggo Yoksi, yakni Lembu yang bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkukuh seperti ayam jantan, berkepala raksasa dilengkapi dengan hiasan lainnya dan menjadikan patung ini terlihat indah dan berwibawa.

Singgahsana, getborneo.com
Singgahsana, getborneo.com

Singgasana, mengawali masuk area dalam museum kita akan menemukan singgahsana, yang merupakan kursi tahta sang Raja dan Permaisuri. 

Terbuat dari kayu, dudukan serta sandarannya berlapis kapuk yang berbungkus dengan kain yang berwarna kuning, sehingga tempat duduk dan sandaran kursi menjadi lembut. Kursi ini dibuat dengan arsitektur gaya Eropa, yang dibuat oleh seorang Belanda yang bernama Ir. Vander Lube pada tahun 1935.

Prasasti yupa, wikimedia
Prasasti yupa, wikimedia

Prasasti Yupa, yang terdapat disini merupakan replika dari Yupa yang asli yang terdapat di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti Yupa adalah prasasti yang ditemukan  pada abad ke 4 di bukit Brubus Kecamatan Muara Kaman. 

Prasasti ini adalah penanda dimulainya zaman sejarah di Indonesia yang merupakan bukti tertulis pertama yang ditemukan berupa aksara Pallawa dalam bahasa Sanskerta sebenarnya prasasti ini ada 7 namun baru 4 yang ditemukan. 

Selanjutnya ada Seperangkat alat musik Gamelan dari Keraton Yogyakarta arca-arca Hindu, seperangkat Meja Tamu peninggalan Kesultanan Bulungan, kain Ulap Doyo dari Suku Dayak Benuaq. 

Koleksi senjata dan meriam peninggalan penjajah Belanda, ada juga Kalung Uncal, yang merupakan atribut dan benda kelangkapan kebesaran Kesultanan Kutai Kartanegara yang digunakan pada waktu penobatan Sultan Kutai menjadi Raja atau pada waktu Sultan merayakan ulang tahun kelahiran dan penobatan Sultan serta acara sakral lainnya

Koleksi museum, kamerabudaya.com
Koleksi museum, kamerabudaya.com

Berlanjut lagi ke berbagai ruangan akan melihat juga catatan tentang sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara dan juga kisah raja Aji Batara Agung Dewa Sakti (Raja pertama Kutai Kartanegara) dan Puteri Karang Melenu (Permaisuri Raja Kutai Pertama), ada juga Koleksi Numismatika (mata uang dan alat tukar lainnya), Koleksi Keramik dari Cina, Jepang, Vietnam dan Thailand, replika pertambangan batu bara, industri kayu, tanaman khas kalimantan, pesut mahakam, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Tenunan Sumatera, Pakaian adat dan senjata tradisional dan lain lain.

Koleksi museum,kamerabudaya.com
Koleksi museum,kamerabudaya.com

Kemudian di Museum Mulawarman, terdapat juga bangunan makam raja-raja kutai mulai dari Sultan Muhammad Muslihuddin (Aji Imbut), Sultan Kutai ke-16 hingga Sultan AM Parikesit (Aji Enje), Sultan Kutai ke-21. Terdapat dua bangunan utama yang menjadi ikon kompleks ini,  yaitu bangunan makam Sultan Aji Muhammad Muslihuddin (Aji Imbut) dan bangunan makam Sultan Muhammad Salehuddin (Aji Kuncur) hingga makam Sultan AM Parikesit. 

Dan terakhir, ada area khusus di tempat ini yang menjual pernak pernik hasil kerajinan tangan dan juga cinderamata lainnya, yang dapat kita beli dan dapat dijadikan buah tangan hasil kunjungan ke Museum Mulawarman.

Kompleks makam, tribunews
Kompleks makam, tribunews

Ada satu museum lagi di Tenggarong yaitu museum kayu Tuah Himba yang mengkoleksi ukiran kayu dan berbagai macam replika kayu borneo lainnya, dan yang menjadi ikon adalah dua monster sangata yaitu buaya sangata yang telah diawaetkan konon dahulu dua buaya ini pernah memangsa manusia.

Museum kayu, budayakita.com
Museum kayu, budayakita.com

Monster sangata, indonesiakaya.com
Monster sangata, indonesiakaya.com

Itulah sekilas gambaran tentang dua museum yang ada di Tenggarong Kutai Kartanegara, kalau anda mampir ke sini, anda bisa melalui kota Balikpapan dulu atau Samarinda dulu, kalau dari Balikpapan bila dari bandara harus menempuh jarak sekitar 130 Km dengan waktu tempuh 2 jam setengah atau lewat Samarinda dari bandara menempuh jalur darat kurang lebih 60 Kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

Nah silahkan berkunjung, karena selain museum masih banyak destinasi wisata lainnya dikota Tenggarong ini.

Salam.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun