Melalui Sati (perhatian penuh) dan Pa (kebijaksanaan), seseorang dapat memutus rantai batin yang mengekang.
3. Batinmu Bisa Menjadi Penjara, atau Gerbang Kebebasan
Buddha berkata:
"Mana attan natthi ver, kuto ver labbhati?"
(Jika dirimu sendiri tidak menjadi musuhmu, dari mana datangnya musuh?) -- Dhammapada 66
Apa artinya? Bahwa musuh terbesar kita bukan orang lain, tapi diri sendiri yang belum tercerahkan.
Banyak milenial hari ini merasa terkurung dalam kecemasan sosial, tekanan keluarga, ekspektasi pekerjaan, dan rasa hampa eksistensial. Tanpa sadar, mereka hidup dalam penjara batin:
- Terjebak citra media sosial
- Terpenjara oleh "FOMO" dan overthinking
- Diborgol oleh luka masa lalu yang tak pernah disembuhkan
Dan jalan keluar bukanlah kabur. Tapi masuk lebih dalam --- melalui meditasi, perenungan, dan pemahaman Dhamma.
4. Dhamma: Jalan Sunyi Menuju Kebebasan
Dhamma bukan doktrin. Ia adalah cermin kebenaran.
Ia mengajarkan bahwa kebebasan sejati bukan hasil dari perubahan eksternal, tapi perubahan batin. Bahkan Buddha sendiri baru disebut "yang telah bebas" (arahant) bukan karena Ia keluar dari hutan, tapi karena Ia keluar dari "penjara batinnya" --- kilesa.