"Aku tahu mengapa aku menginginkan suasana baru di kamar ini. Itu karena aku telah jatuh cinta dengan Grey."
Aku melepaskan pelukanku, lalu duduk membisu beberapa jenak. Satu-satunya yang menenangkanku adalah "The Book of Imaginary Beliefs". Aku mengambilnya dan membuka lembaran yang terlipat. Buku ini memberiku semacam pemikiran bahwa berpura-pura tersenyum bisa menyembuhkan rasa sakit orang lain. Ini akan terus bergerak maju karena kembali tidak pernah menjadi pilihan. Seseorang yang berharga bisa jadi merupakan sampah orang lain, minat seseorang adalah kebosanan orang lain, prinsip seseorang adalah pelanggaran orang lain, dan kepuasan seseorang adalah tekanan batin orang lain.
Aku hanya berusaha untuk lebih dewasa dalam menyikapi berbagai hal dan tentunya untuk membantuku mendefinisikan ulang makna kebahagiaan serta menciptakan kebahagiaan yang masing-masing kami inginkan.
Selanjutnya, pikiranku sudah tidak mampu menampung semua hal yang tidak bisa lagi kuartikan dari barisan kalimat-kalimat yang kubaca. Apa yang terjadi besok, entahlah. Aku hanya ingin mematikan lampu dan tidur.
---
-Shyants Eleftheria, Life is a Journey-
Â