Cinta atau permainan? Dengan senyum palsu dan belati tersembunyi, cinta jadi senjata untuk menghancurkan hati yang menyerah tanpa sadar.
Bandul jam di dalam ruangan masih terus bergerak, berayun, dan tidak pernah berhenti.
Bahkan jika kita adalah orang yang sangat terbuka, percaya diri, dan jujur, masih ada hal-hal yang sejatinya tidak ingin kita uraikan kepada siapapun.
Berbuat kesalahan bukanlah indikasi dari ketidakmampuan permanen yang tidak diinginkan. Itu hanya menunjukkan bahwa kita adalah bagian dari kehidupan.
Seumpama daun-daun gugur dan mengering, terbawa angin entah ke mana, mereka sempat kehilangan arah dan tujuan, meski kembali menemukan jalan pulang.
Dalam pemikiran hedonistik, alasan utama pelaku karena hal tersebut membuat mereka merasa heroik, lalu diproses di otak sebagai perasaan menyenangkan.
Di cermin itu, ia melihat seorang lelaki yang tidak dapat melarikan diri dari kenyataan, yang telah ditentukan oleh permainan yang ia mainkan sendiri.
Satu hal yang membedakan seseorang yang menyerah dan yang mampu bangkit menghadapi kesulitan adalah kekuatan tekadnya dan keinginannya untuk berhasil.
Alisnya terangkat tinggi. “Mengapa saya masih di dalam rumah misterius ini? Apa yang terjadi? Nyatakah ini? Ataukah saya telah gila?”
Aku melihat kehidupan secara metafora dari hutan dan isinya. Banyak kehidupan tumbuhan dan hewan-hewan penghuninya. Bagiku, seperti itulah hidup.
Aku harus memalsukan identitasku serta memanipulasi gejala-gejala medisku dengan berbohong bahwa aku mengidap skizofrenia.
Penting untuk diingat bahwa memaafkan bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, itu adalah tanda keberanian dan kekuatan.
Tanpa suara, bibirku bergerak, membentuk kata-kata yang semoga bisa diterjemahkan dan dia pahami bahwa kami, bapak dan ibunya, sangat menyayanginya.
Pesan Ernest Hemingway untuk dunia literasi terwujud dalam filosofi dan pendekatannya terhadap penulisan yang menekankan kejujuran dan keautentikan.
Ketika memiliki kekuatan membawa pembaca secara emosional dari tempat mereka ke tempat yang diinginkan, dia telah mencapai keahliannya sebagai penulis
Beginilah perasaan dilematis dalam menentukan juara ketika harus berhadapan dengan beragam cerita: Pusing. Mungkin ini alasan terbesar dihadapi juri.
Dia seharusnya mulai jujur pada dirinya sendiri, mengakui bahwa hubungan pernikahannya telah merusak dirinya lebih dari yang bisa ia bayangkan.
Inilah rahasianya, yaitu kita sudah memilikinya: Suara tulisan kita dan itulah kepribadian kita yang secara otomatis ada di dalam diri kita.
Semua kata-kata indah tentang puisi telah berubah menjadi nyanyian cinta yang mendayu-dayu di telinga Yuni. Ah, Pak Andi, pesonamu memang memabukkan.
Gaya menulis sebaiknya tidak standard dan tidak mudah dilupakan pembaca sebab gaya yang bisa dilupakan pada akhirnya bukanlah gaya menulis yang baik.