Mohon tunggu...
Shulhan Rumaru
Shulhan Rumaru Mohon Tunggu... Penikmat Aksara

Pernah melanglang buana belajar Komunikasi dan Politik di US dan sekarang melanjutkan studi di Scotland, UK, sembari sesekali menuangkan buah pikir dan pengalaman di kanal andalan ini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bertualang ke Puncak Samin

1 Desember 2014   03:46 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:34 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14173409051660989170
14173409051660989170

Paginya, koki Gotam sudah masak bubur. Benar-benar bukan menu sarapan di gunung, malah berasa kayak di rumah saja. Satu catatan, teman-teman ini makannya banyak banget. Seperti kata Abdur waktu stand up Kompas TV, "Orang timur kalo timba nasi, hemm...gunung Semeru." Sumpah, nasi segunung pake nambah, bila perlu nambah sagu kalau ada.hehehe. saya kwatir, bekal bakal habis hanya dalam 1 dua hari, padahal kita rencana 3 hari 2 malam sesuai rute ke puncak Gunung Samin.

Pagi itu masih hujan, jadi kami belum bisa bergegas. Tepat jam 9 hujan reda dan kami bergegas menuju kawasan Afi Ka. Ini adalah area dimana berhektar-hektar tanaman paku terbakar hangus puluhan tahun lalu akibat kemarau panjang, makanya disebut Afi Ka (Api yang Menyala). Berdasarkan penuturan orang di kampung, saking besarnya api, orang kampung bisa melihat membaranya api dan area pegunungan menjadi warna kuning kemerahan saat malam hari.

14173565572103566810
14173565572103566810

Menuju Afi Ka cukup berat karena terus menanjak, pijakan yang licin sehabis hujan menjadi kendala terberat.  Tiba di kawasan ini, masih ada sisa-sisa lahan kering akibat kebakaran hebat itu, namun hijaunya hamparan tanaman paku membuat semua tragedi itu seolah tak pernah ada. Tinggi tanaman pakunya sekitar 2 meter, saya tenggelam di tengahnya, bahkan saat terjatuh pun berasa memantul di atas springbed, empuk sangat. Di kawasan ini, Om Usman menanam bibit pala, cengkeh, dan kelapa. Dia berharap bisa panen suatu saat (Wih, jauh amat kalau harus panen, berat di ongkos Om.hehehe).

Di sini kami puas-puasin bernarsis ria dan menancap satu bendera putih yang dibubuhi tanda tangan semua anggota pendaki, ya buat tanda kenangan saja. Hampir dua jam hanya untuk sesi pemotretan.hehehe. saya sendiri sudah menyiapkan tema foto yang bakal saya lakuin di gunung, yaitu "membaca alam". Saya sengaja bawa buku hanya untuk properti foto ini, karena unik, kawan-kawan pun ikutan. Dalam setahun belakangan, saya terobsesi berpose di mana pun dengan buku, konsepnya "membaca di mana saja dan kapan saja".

Setelah puas foto-foto, kami langsung menanjak lagi menuju puncak Samin. Di tengah kumpulan tanaman paku, kami juga menemukan spesies endemik langka yang jumlahnya banyak di Indonesia yaitu Kantong Semar (genus nepenthes). Indonesia memiliki 64 varian spesies kantong semar yang tersebar di seluruh wilayah. Sekitar 32 jenis spesies tumbuhan karnivora ini, adanya di Kalimantan. Kebetulan, yang saya temuin itu kantong semar Papua jenis nepenthes mirabilis.

14173402242138242536
14173402242138242536
 

14173402551854216709
14173402551854216709
 

14173409311606806055
14173409311606806055

Kami terus ke puncak, karena hujan, sebagian teman-teman memutuskan langsung ke kali Air Keta. Sedangkan saya dan 5 orang lainnya memaksa merangsek ke puncak. Namun karena hujan yang makin deras, angin yang begitu kencang, akhirnya kami hanya sampai di bibir puncak saja. Sudah cukup puas, dari sana kami bisa melihat ombak mengibas putih di pantai Kabupaten Seram Bagian Barat. Kami pun menancapkan satu bendera merah putih, dibiarkan berkibar sebagai bukti bahwa kami pernah ke sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun