Mohon tunggu...
SH Tobing
SH Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Ingin berbagi pengalaman dan pemikiran serta terus membaca untuk memperkaya wawasan. Kompasiana menjadi tempat yang ideal untuk berbagi pengalaman dan ide selama saya diberi kesempatan berkarya di dunia | Have a nice day! | https://www.youtube.com/@belajarkoor

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Biar Saja, Nanti Dia Pasti Pulang Sendiri...

6 November 2020   12:05 Diperbarui: 6 November 2020   12:11 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senangnya Menyambut Anak Pulang Sebagai Pemenang (Dokpri)

Saya sangat tertohok mendengar itu semua, sehingga sempat terpikir untuk pergi, melanjutkan minggat saya, ke rumah teman saya yang lain. Tapi mengingat peristiwa itu, saya mengurungkan diri dan pulang ke rumah dengan tertunduk malu. Saya merasa kalah karena semua harapan saya saat minggat, ternyata gagal total dengan strategi orangtua saya itu.

Anehnya, ketika saya pulang ke rumah, orangtua saya tenang-tenang saja. Mereka tidak memarahi saya, bahkan mengajak saya ngobrol dengan santai tanpa mengungkit peristiwa minggat saya yang baru terjadi itu. 

Sangat luar biasa, orangtua saya pasti sadar bahwa strategi mereka terbukti benar, membuat saya kalah tanpa harus membuat luka. Lalu mereka melanjutkan strateginya yang juga luar biasa "apabila anak kita sudah kalah maka tidak perlu kita menghancurkan mereka". Tetap sayangi dia, dan dia akan belajar sendiri dari kesalahannya.

Suatu kebijaksanaan orangtua yang waktu itu masih jauh di luar nalar saya sebagai anak SMP. Mereka ingin, saya yang sudah kalah, tidak menjadi hancur karena dipermalukan. Mereka tahu bahwa di dalam hati kecil dan pikiran saya, akan terus membekas kekalahan saya itu. Dari itu saya semakin sayang kepada orangtua saya, sehingga mereka usia lanjut dan pergi meninggal dunia dengan sangat tenang, karena sudah menjalankan tugas dengan sempurna.

Pelajaran yang sangat berharga dari orangtua saya itu belum pernah saya ceritakan kepada siapapun. Bahkan kepada kakak saya yang waktu itu bertemu dengan saya ketika meninggalkan rumah. Dia mungkin berpikir saya memang sedang bermain dan menginap di rumah teman-teman saya.

Jadi, tak seorangpun dari kakak-kakak saya yang tahu perstiwa saya minggat dari rumah. Hal ini membuat saya semakin respect dengan orangtua saya. Hormat saya bukan hanya karena agama mengajarkan bahwa orangtua adalah wakil Tuhan di dunia, namun karena hal itu terbukti dan saya alami sendiri.

Oleh karena itu, setiap saya mendengar ada anak remaja tetangga atau saudara yang minggat dari rumah, dan orangtuanya panik bercerita kesana kemari. Bahkan mencari kesana kemari dan ketika sudah bertemu memaksa anak itu untuk pulang, bahkan sampai menyeret anak itu. Peristiwa yang saya alami terulang kembali.

Ternyata lebih ampuh strategi yang dilakukan orangtua saya.  Tidak ada orang yang tahu hingga saat ini, sehingga tidak ada seorangpun yang mengungkit peristiwa itu karena mereka memang tidak tahu. Saya yakin akan berbeda efeknya kepada anak yang dipaksa pulang, di bicarakan ke sana ke mari bahkan dicaci maki ketika sudah pulang.

Biarkan saja dia pulang kapan saja dia mau. Biarkan saja teman-temannya menyambutnya pulang. Silahkan saja apabila ada yang merasa bangga bahwa dia akhirnya pulang. 

Biarkan saja orang-orang menonton kepulangannya. Biarkan saja televisi dan chanel youtube memperoleh banyak iklan karena menceritakan kepulangannya. Biarkan saja, karena terbukti strategi pemerintah sudah terbukti ampuh. Tidak ada yang menyuruh dia pergi, mengapa pula harus dipikirkan dan apalagi dijemput?

Mengingat itu semua, saya jadi ingin bernyanyi lagu Koes Ploes "Kembali ke Jakarta" yang sering saya nyanyikan bila sudah terlalu lama meninggalkan rumah, walau saya sebenarnya tinggal di Cibubur, Depok:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun