Mohon tunggu...
Shopyan Imaduddin
Shopyan Imaduddin Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Membaca,Mancing, Melamun

Selanjutnya

Tutup

Roman

Menghapus Kata Rindu

24 Februari 2024   14:17 Diperbarui: 24 Februari 2024   14:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Tak usah aku katakan ini adalah rindu. Cukuplah maknai sebagai kesunyian dalam jeritan luka para penyair yang selalu kesiangan menyambut setiap peristiwa kemanusiaan dan keilahian. Karena mungkin mereka sibuk menyelesaikan keakuan yang selalu thawaf cinta romantis, yang dianggap sebagai akar kebajikan Padahal cintanya telah lama bergumul dengan rasa yang hanya mengukur hidup bahagia atau sengsara hanya sebatas naluri.

Sudahi saja semua rasa kangen cinta matahari pada bumi, jika hari-hari hanya wajah yang selalu dipuja Padahal semua akan berubah, semua menyisakan perih dan luka yang terus berlomba menggapai patamorgana dan mengejar bayang bukan keheningan yang berbalut cahaya, cahayanya yang seharusnya jadi kerinduan abadi, meski akhirnya harus mati karena ditinggal kekasih yang dulu habiskan iman hanya untuk mengecup kening dunia dan melumat bibir nikmat kepalsuan dan tipuan yang selalu jadi pencarian akhir para pemuja sekuler

Oh, aku tak kan lagi berbagi denganmu atas nama rindu atau cinta, karena aku tahu cintamu telah habis oleh keakuandan rindumu telah kering karena kehilangan kekasih yang dulu jadi keyakinan. Sementara hari ini dusta dan air mata menjadi satu padudalam kelinglungan cinta untuk menepi di bibir penyesalan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun