Isu radikalisme. Imbas dari dunia golbal yang sejak awal 2000-an gencar memarakkan isu radikalisme, terrorisme dan gerakan garis keras lain yang masuk ke Indonesia, juga terasa di Minangkabau. Beberapa kecurigaan dan kewaspadaan terus mengalir di wilayah ini. Meski begitu, belum ada bukti yang menyeret warga wilayah ini ke ranah hukum karena memang tidak ada. Meskipun begitu tetap saja ada beberapa isu yang menyeret individu yang datang dari luar Minangkabau sementara singgah di sini. Â
V. Respon Ormas Islam
Antara tahun 2015, 2016 dan awal 2017, Ormas Islam Sumbar,  MUI, LKAAM, Bundo Kanduang dan Organisasi Kepemudaan melakukan berbagai komunikasi dan koordinasi baik internal maupun ekternal. Secara internal, pada 2015 akhir  adalah awal kiprah kepepimpinan pada kepengurusan berbagai Ormas di Sumbar untuk 5 tahun berikutnya. Rata-rata memang masa kepemimpinan atau kepengurusan  ormas-ormas itu adalah 5 th.  Mulai dari  MUI, Muhammadiyah dan Ortom-ortomnya, Tarbiyah Islamiyah dan organisasi sayapnya, Nahdatul Ulama dengan organisasi pendukungnya, Dewan Dakwah Islamiyah, BKMT, Kelompok Zikir, HMI, PII  dan lain-lain.
Secara internal, di samping melakukan penyempurnaan kepengurusan dan menyempurnakan program kerja hasil musyawarah wilayah mereka masing-masing, tak kurang adalah melihat apa yang telah dan akan dilakukan para periode berikutnya menyangkut dinamika hidup keberagamaan di Sumbar.
Oleh karena semua Ormas Islam sependapt bahwa Islam itu adalah bersifat syumuliah, mencakup, integrattif kehidupan duniawi dan ukhrawi. Akan tetapi  di dalam kenyataan sehari-hari, Orma-ormas itu seliruhnya kesulitan menjalankan roda organisasinya. Lain tidak karena mesin penggera SDM  dan bahan bakar penggerak, pendanaan organisasi yang amat minim.
Kasus MUI Sumbar beberapa waktu lalu menutup kantornya karena tidak ada dana pembayar transportasi dan honorarium karyawan, pembayar listrik, kebutuhan alat tulisan kantor, dana penggerak operasional hanya hasil patungan dan bantuan yang amat minim dari masyarakat. MUI,  bahkan telah berhutang sejumlah uang  yang cukup besar. Semua itu  sempat menghebohkan jagad media arus utama dan media sosial netizen. Begitu pula keluhan ormas seperti LKAAM, Bundo Kanduang dan lainnya.  Kasus LKAAM lain lagi. Di samping tidak ada dana penggerak organisasi, tragis lagi Kantor Baru yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional, belum bisa ditempati. Konon, belum diserahkan kuncinya oleh Prmprov.