Mohon tunggu...
Shofwa Fathina
Shofwa Fathina Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Magister Akuntansi Angkatan 40 Universitas Mercubuana Tugas Mata Kuliah Pajak Internasional dan Pemeriksaan Pajak Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak Nama Mahasiswa : Shofwa Fathina NIM : 55521120001

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K12_Diskursus Peradilan Pajak

17 November 2022   20:49 Diperbarui: 17 November 2022   20:54 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guna mencapai kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara melalui pemerataan keterjangkauan fasilitas, negara memerlukan dana. Dana tersebut diperoleh melalui pemungutan pajak kepada wajib pajak (warga negara). Pemerataan kesejahteraan diharapkan dapat terwujud sehingga setiap warga negara telah tercukupi kebutuhan dasarnya. Selanjutnya, setelah kebutuhan dasar tercukupi, individu dapat mengembangkan diri hingga mencapai taraf ekonomi tertentu dan dikenakan lebih banyak pungutan pajak. Misalnya berupa pajak penghasilan pasal 21 yang memiliki tarif progresif untuk setiap jenjang kenaikan gaji. Ranah privat (res pivata) dan ranah publik (res publica) bersifat timbal balik dan saling membutuhkan.

Akan tetapi, untuk mencapai hubungan timbal balik yang didasari oleh sukarela, memerlukan tahapan yang cukup panjang. Teori Lawrence Kohlberg, yang didasarkan pada teori Piaget, mengembangkan teori moralisasi perkembangan kognitif (cognitive-developmental theory of moralization). Mayoritas ahli psikologi beranggapan bahwa pikiran moral merupakan proses sosial. Berbeda dengan Piaget yang memberikan asumsi bahwa nalar (cognition) dan perasaan  (affection) berkembang secara paralel. Selanjutnya, Piaget berasumsi bahwa keputusan moral merupakan pengembangan kognisi secara alami.

Kohlberg meneliti permasalahan filosofis yang mendasar sebagai inti pengembangan teori moral. Permasalahan filosofis tersebut misalnya mempertanyakan definisi konstruksi yang adil dalam suatu kelompok masyarakat. Kohlberg juga beranggapan bahwa pembahasan mengenai moralitas beserta perkembangannya hendaknya senantiasa bersisian dengan masalah relativitas moral dan nilai-nilai yang netral. Kematangan moral juga menjadi pertimbangan dalam menentukan tingkat kebenaran suatu hal.

Tahap Perkembangan Moral Kohlberg ; dokpri
Tahap Perkembangan Moral Kohlberg ; dokpri

Enam tahapan perkembangan moral Kohlberg dijabarkan sebagai berikut :

Tingkat I

Tahap 1 : Moralitas Heternomus. Pada tahapan ini, perilaku moral dalam bentuk kepatuhan didasarkan karena adanya ketakutan akan hukuman.

Tahap 2 : Individualisme tujuan dan pertukaran instrumental. Pada tahapan ini, anggapan baik ditentukan dari terpenuhinya kepentingan pribadi.

Tingkat II

Tahap 3 : Hubungan antar pribadi yang selaras saling timbal balik. Basis penilaian moral pada kepercayaan, kasih sayang, kesetiaan, dan penghargaan.

Tahap 4 : Moralitas sistem sosial. Hukum masyarakat merupakan penentu terpenuhinya kebaikan. Penjagaan terhadap tatanan sosial memerlukan penegakan aturan dan hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun