Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kehadiran Grafologi di Barak Militer, Akar Masalah, dan Secercah Harapan

31 Mei 2025   17:54 Diperbarui: 31 Mei 2025   20:56 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses skrining awal oleh psikolog klinis dan grafolog bersertifikasi global di barak militer angkatan pertama (Sumber: IG gustiajudewi)

"Asumsi saya, mungkin belum ada yang mengkomunikasikan hal ini, atau entah ya saya tidak mau berasumsi. Tapi menurut saya langkah ini lebih tepat daripada orang kelaparan masih dipanggil harus belajar mancing," ujar Dewi. 

"Lebih baik [pendidikan di barak militer] daripada cuman dikomentarin 'ada tawuran ... ada tawuran ... anak-anak minum ...'. Karena guru BK maupun guru wali kelas yang menanganinya saja tidak dapat menyelesaikan problem. Orang tuanya tidak bisa menyelesaikan problem. Namanya kita mencari formula," timpal Dedi. 

Proses skrining awal oleh psikolog klinis dan grafolog bersertifikasi global di barak militer angkatan pertama (Sumber: IG gustiajudewi)
Proses skrining awal oleh psikolog klinis dan grafolog bersertifikasi global di barak militer angkatan pertama (Sumber: IG gustiajudewi)
Kolaborasi Dewi sebagai grafolog profesional dalam pembinaan ini berawal dari dorongan Kasandra Putranto, seorang Psikolog Klinis Forensik senior. Kasandra menaruh perhatian akan anak-anak peserta pendidikan karakter Panca Waluya ini dan ia kemudian secara sukarela mendukung gagasan pendidikan oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, yaitu mendidik dengan pendekatan ilmu militer dan ilmu psikologi.

Grafologi sebagai alat

Manusia adalah mahkluk yang kompleks dan seringkali membingungkan. Bahkan seseorang sulit memahami kebiasaan dan motivasi dirinya, apalagi orang di luar dirinya. Oleh sebab itu, manusia mencari berbagai petunjuk apa pun, termasuk melalui tulisan tangan. Itulah sebabnya muncul ilmu grafologi. 

"Seperti bahasa tubuh, tulisan tangan dianalisa dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam akan kebiasaan, motivasi, dan kepribadian seseseorang," kata Annette Poizner, seorang grafolog bersertifikasi, pekerja sosial, dan psikoterapis bersertifikasi, dikutip dari Reader's Digest online edisi Agustus 2024. 

Memang terdapat argumentasi tentang grafologi adalah pseudosains dan tidak seharusnya dipertimbangkan sebagai praktek yang sah dikarenakan secara teknis, kehandalan, dan validitasnya dinilai kurang dari sisi prosedur yang dianggap ilmiah. 

Pendapat ini tidak disangkal oleh Poizner. Namun ia berpendapat,"Grafologi dipertimbangkan sebagai 'teknik proyektif' untuk mempelajari lebih lanjut mengenai kepribadian seseorang dalam konteks psikoterapi yang berorientasi pada wawasan dan eksplorasi diri." 

Dalam konteks psikoterapi ini, grafologi dapat menjadi alat dalam proses terapi seseorang, di mana sebagai alat untuk memberikan wawasan dan mendukung eksplorasi diri seseorang. 

Oleh sebab itu, adalah lebih baik bila seorang grafolog juga memiliki pelatihan dalam ilmu kesehatan mental sehingga juga mempunyai kredensial untuk mengenali kesehatan mental seseorang.

Melalui analisa tulisan tangan dapat diperoleh wawasan akan keadaan mental seseorang, di mana hal ini akan membantu terapis atau konselor melakukan penanganan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun