Makna Moral pada Angka Akuntansi
Dalam perspektif hermeneutik, angka adalah representasi moral yang hidup, bukan realitas yang sudah mati. Setiap angka berasal dari pilihan etis, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan niat baik (guter Wille).
a. Angka sebagai Teks Moral
Angka adalah teks yang menceritakan kisah moral manusia. Ia memiliki banyak makna dan dapat dibaca seperti karya sastra, sebagai contoh:
- Neraca menunjukkan keseimbangan moral antara hak dan kewajiban seseorang.
- Laba menjelaskan bagaimana keadilan distributif antara modal, tenaga kerja, dan masyarakat terjadi.
- Pajak adalah cara untuk menunjukkan solidaritas sosial dan tanggung jawab bersama atas kehidupan masyarakat.
Contoh penggunaannya:
Ketika sebuah perusahaan secara jujur mengungkapkan tanggung jawab pajaknya, itu merupakan transparansi moral yang menunjukkan nilai keadilan dan tanggung jawab sosial. Akibatnya, angka akuntansi merupakan bahasa etis, bukan hanya representasi matematis.
b. Transparansi dan Tanggung Jawab sebagai Nilai Aksiologis
Tingkat tertinggi dari pemahaman moral, menurut hermeneutika Wilhelm Dilthey adalah tanggung jawab (Verantwortung). Laporan keuangan yang jujur adalah cara organisasi berbicara kepada masyarakat tentang identitas dan keyakinannya. Dalam perspektif ini, transparansi bukan hanya sekadar tuntutan hukum, melainkan adalah bentuk spiritualitas kebenaran yang membiarkan makna hidup terlihat.
Ketiga dimensi aksiologis tersebut menjadi satu kesatuan, yaitu:
- Dimensi Nilai (Lebenswert), ini menunjukkan bidang makna yang membantu kita memahami angka dan bertindak sesuai dengan ekonomi. Tujuan etisnya adalah: untuk menggunakan akuntansi dalam menentukan jalan menuju kehidupan yang lebih bernilai.
- Dimensi Empati (Einfhlung), ini menunjukkan bahwa peneliti merasa terlibat secara pribadi dalam pengalaman orang lain. Tujuan etisnya adalah: untuk mencegah dehumanisasi dan mempertahankan kemanuasiaan dalam praktik ekonomi
- Makna Moral (Sittlicher Sinn), mengakui bahwa angka dapat membawa tanggung jawab moral dan spiritual. Tujuan etisnya adalah: untuk menjaga keadilan keseimbangan, dan kesadaran sosial.
Aksiologi sebagai Jiwa Hermeneutika Akuntansi