Mohon tunggu...
Shifana Maulidya
Shifana Maulidya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk lebih bahagia

Social Worker With Disability

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peluk

4 April 2020   13:52 Diperbarui: 4 April 2020   14:06 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peluk (Dokumen Pribadi)

Peluk bagi sebagian manusia

Merupa hal yang begitu mudah dilakukan

Bahagia, haru, sedih, senang, sayang, 

Atau bisa saja merupa sebagai wujud empati jua 

Betapa tidak?

Nyatanya saat jiwa bahagia

Mungkin saat kepala dirundung lara,

Pun hati sedang runtuh bergemuruh,

Peluk punya peranan instan buat kita lebih tenang.

Ya, bahagia yang terlalu euforia bisa jadi petaka.

Duka yang terlalu menganga

Juga akan meninggalkan tak sedikit bekas luka.


Beberapa manusia tak terlalu minat terhadap peluk 

Mungkin karena dianggap terlalu pribadi 

Atau terlalu dalam menerobos privasi

Bukan serta merta antipati,

Hanya saja kurang terbiasa mengungkapkan isi hati.


Apakah kau lebih sering memeluk?

Apakah kau lebih sering dipeluk?

Apakah kau enggan untuk memeluk?

Apakah kau sungkan saat dipeluk?

Apapun itu pilihan manusianya,

Peluk akan tetap jadi sebuah media

Peluk akan tetap jadi kawan setia

Saat manusia butuh dia untuk mengungkapkan rasa.


Suatu masa dimana kita butuh peluk, maka peluklah dan hatimu akan tenang seketika.

Atau, mau kupeluk? :)

4 April 2020

Enchip

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun