“Anaknya Pak Lamdi hilang,” tutur Jessi.
“Hah? Hilang?” Wajah Qila menunjukkan ekspresi yang sangat terkejut.
“Wita sama Emi?”
“Iya, Mbak, sama kedua orang tuanya juga hilang,” ucap Bu Esy.
“Hah? Tadi pagi saya masih lihat Wita sama Emi, jalan-jalan keliling kampung.”
“Iya, katanya juga gitu. Tapi sampai siang mereka belum pulang, akhirnya Pak Lamdi dan istrinya nyari Wita sama Emi. Tapi sampai sekarang mereka berempat belum pulang.”
“Mbah Waluyo panik anak dan cucunya belum pulang, kalau cuma nyari di kampung sini gak mungkin ‘kan sampai tersesat,” ucap Jessi menambahi.
Qila langsung berpikir yang aneh-aneh. “Apa mungkin mereka pergi ke hutan, ya?”
Karena matahari sudah menghilang dan azan sudah berkumandang, warga memutuskan untuk pulang terlebih dahulu untuk melaksanakan salat Magrib. Setelah itu, nantinya warga diminta untuk berkumpul di pos ronda.
Qila juga ikut pulang. Gadis itu berjalan sendiri sembari menyenandungkan lagu kesukaannya. Tapi, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara orang yang memanggil namanya. Sontak, gadis itu pun menoleh. Dan ternyata ...
“Kalian berdua ke mana aja? Kalian tuh dicariin sama semua orang, ” tanya Qila dengan raut wajah yang terkejut.