Tradisi Madura: Ritual Adat Jheg Bumih Di Kalimantan Barat

Ritual Adat Jheg Bumih adalah tradisi warisan leluhur suku Madura yang berasal dari zaman Majapahit dan hingga kini masih dilestarikan oleh komunitas Madura, khususnya di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Ritual ini merupakan bentuk kearifan lokal yang berfungsi sebagai upacara tolak bala, yaitu usaha spiritual untuk menangkal segala musibah, bencana, dan marabahaya yang mungkin akan menimpa masyarakat dan lingkungan tempat tinggal mereka.

Dalam pelaksanaannya, ritual Jheg Bumih melibatkan doa dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar segala bentuk malapetaka dijauhkan dari daerah mereka, khususnya Kabupaten Sanggau yang menjadi tempat tinggal komunitas Madura tersebut. Ritual ini juga dilengkapi dengan berbagai syarat dan perlengkapan khusus seperti tujuh telur ayam, tujuh jarum jahit, tujuh macam bunga, dan air dari tujuh mata air atau sungai sebagai simbol kesucian dan keberkahan.

Gambar 2 Sesi Pembukaan Acara https://images.app.goo.gl/RHTjQupboDGGpQoo7

Ritual ini menjadi momen penting yang tidak hanya memperkuat ikatan sosial dan budaya masyarakat Madura, tetapi juga menjadi simbol kerukunan antar etnis di Sanggau, yang dikenal sebagai daerah dengan keberagaman suku bangsa yang hidup berdampingan secara harmonis. Pemerintah daerah pun mendukung pelaksanaan ritual ini sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya dan penguatan persatuan serta kesatuan masyarakat. Selain sebagai ritual spiritual, Jheg Bumih juga menjadi ajang kebudayaan yang menampilkan tarian, musik, dan seni khas Madura, sehingga turut memperkaya khazanah budaya di daerah tersebut. Ritual ini biasanya diselenggarakan secara rutin dan telah menjadi agenda budaya yang diakui oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

Gambar 3 Menampilkan Tarian Adat Madura https://images.app.goo.gl/CJ4UjwerWTfmNnYt6