Pada zaman millenial ini, tentu kita tak asing lagi dengan istilah “insecure”. Bahkan banyak para penulis yang menulis buku untuk mengatasi hal ini. Di kalangan remaja, insecure pun hampir menjadi masalah terbesar yang kerap kali menjadi perbincangan. Bebarapa dari mereka pun seringkali menjadi tidak percaya diri dalam melakukan berbagai hal dengan alasan “insecure” ini. Lalu, sebenarnya apa sih insecure? Dan mengapa sih hal tersebut bisa terjadi? Mari kita bahas satu persatu.
Insecure atau insecurity dalam bahasa indonesia memiliki arti ketidakamanan. Loh kok ketidakamanan? Lalu apa kaitannya dengan ke-tidakpercayadiri-an seseorang? Jadi seperti ini, seseorang ketika mengalami insecure ia akan menjadi overthinking serta cemas. Contohnya adalah ketika ia melihat orang lain yang lebih cantik dan dipuji oleh banyak orang di sekitarnya, ia pun akan merasa terancam dengan lingkungannya. Otaknya akan dipenuhi pikiran seperti “apakah orang lain juga akan menerima aku seperti itu?” atau bahkan “apakah aku pantas berada di sini?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu saja membuat mental seseorang menjadi tidak aman.
Tidak hanya tentang fisik, insecure juga kerap kali menghampiri orang-orang yang merasa kurang dalam bidang pendidikan. Contohnya adalah kerap kali kita jumpai orang-orang yang enggan mengikuti lomba hanya karena alasan insecure dengan orang-orang yang lebih sering mengkuti lomba. Padahal tanpa mereka sadari, orang-orang yang terbiasa pun memulainya dengan keadaan “tidak pernah ikut lomba”.
Jadi sebenarnya, insecure itu berbahaya nggak sih?
Dilansir dari salah satu web kesehatan, bahwa insecure itu sebenarnya merupakan hal yang wajar. Namun akan menjadi berbahaya ketika insecure itu terus menjadi “raja” dalam pikiran kita. Anggap saja ketika kita hendak mengendarai mobil dan di samping kita adalah insecurity. Kita ingin ke tempat A untuk sebuah kepentingan, namun si insecurity malah meminta untuk melaju ke arah tempat B. Lalu apakah berbahaya jika kita mendengar si insecurity? Tentu saja tidak. Karena tidak mengapa sesekali kita mengikuti si insecurity untuk melihat tempat B. Namun yang berbahaya adalah ketika kita mengikutinya hingga lupa tujuan awal kita adalah tempat A. Seperti itu juga dalam dunia nyata, tidak mengapa sesekali merasa insecure dan berkata bahwa kita kurang pandai. Dengan demikian secara tidak langsung kita menerima realita itu. Lalu apa yang harus kita lakukan setelah itu? Membiarkan insecure terus membuat kita menjadi semakin frustasi? Tentu saja tidak, kita harus berubah dan mau belajar lebih dari sebelumnya. Jadi, insecure tidak selamanya buruk bukan?
Nah, sekarang yang menjadi inti pertanyaan adalah kok bisa sih seseorang itu mengalami insecure?
Dalam acara zoom meeting bertajuk Starting Line: Overthinking and Anxiety: Insecurities, Sabtu (23/1/2021), Psikolog klinis RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, Gilberta Permata Mahanani berkata bahwa manusia adalah makhluk dengan bentuk otak yang paling sempurna. Dia menjelaskan berdasarkan tingkatan fungsi otak pada reptil hanya dirancang untuk survive, sehingga tidak punya empati. Selanjutnya, otak pada mamalia, lebih memiliki emosi dan empati. Misalnya, hewan peliharaan kita seperti anjing atau kucing. "Manusia, fungsi otaknya lebih kompleks, kita punya 'planning' perencanaan. Tapi masalahnya, kecanggihan prosesor otak kita kadang salah, jadi sangat wajar untuk muncul perasaan-perasaan seperti anxiety, insecure dan lain sebagainya," jelas Gilbi. Kendati demikian, perasaan-perasaan ini pada akhirnya tidak selalu buruk, jika dapat diatasi dengan baik. Bahkan, bisa memberi motivasi bagi diri kita.
Lalu bagaimana sih cara mengatasi insecure yang berlebihan? Mari kita renungi beberapa hal di bawah ini.
Di dalam islam, kita diperintahkan untuk menerima qodha dan qadr serta senantiasa bersyukur. Allah telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kadarnya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Qamar ayat 49 yang berbunyi :
اِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقۡنٰهُ بِقَدَرٍ
Artinya: "Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".
Lalu mengapa kita masih merasa insecure? Bukankah segala sesuatu yang kita miliki ini merupakan ketentuan allah? Sebut saja kita merasa insecure dengan fisik yang tidak cantik/tampan. Bukankah allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya penciptaan? Sebagaimana dalam surat At-Tin ayat 4 yang berbunyi :
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya".
Mungkin beberapa dari kita akan mengelak karena ketika bercermin ia tidak menemukan sosok cantik/tampan seperti yang orang lain katakan. Baiklah, saya akan mengajak untuk berfikir lebih realistis. Iya kita tidak cantik/tampan. Lalu mengapa? Apakah semua yang ada di dunia ini diukur dengan fisik?. Tentang jodoh? Bukankah banyak orang di luar sana yang dicintai dengan bebagai wujudnya. Bukankah fisik yang membuat seseorang menjadi susah untuk menemukan ketulusan? . Atau tentang pekerjaan? Memang banyak perusahaan yang menjadikan fisik sebagai standar. Tapi bagaimana ketika ada dua orang pelamar dan salah satunya dengan fisik yang biasa saja namun memiliki skill yang mampuni. Sedangkan yang satunya good-looking namun dengan skill yang kurang. Tentu perusahaan akan memlih pelamar dengan fisik yang biasa saja tadi.
Jadi, masih mau dijajah oleh perasaan insecure yang berlebihan? Tapi, jika keadaannya sudah cukup mengkawatirkan, jangan lupa ke psikolog atau psikiater terdekat ya!
Referensi :
|, H. K. (2021, januari 25). kompas. Retrieved juni 14, 2021, from Kompas
alodokter. (14, desember 2020). alodokter. Retrieved juni 14, 2021, from Alodokter
Madarina, A. (2020, agustus 18). sehatq. Retrieved juni 14, 2021, from Sehatq
syahrin, a. (2021). insecurity is my middle name. In a. syahrin, insecurity is my middle name. jakarta: alvi ardhi publishing.