Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daun di Atas Batu

15 Mei 2016   22:11 Diperbarui: 16 Mei 2016   00:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:RSKP. https://lh3.googleusercontent.com/32RLApCQsU1LqykOoIPFQ6ZLigmZOI7DiHHUisqZBYMpBEpIORkXFcaBkzZHVlmK5yzki9i3SqI=w1024-h600-rw-no

Mata Sella mulai berkaca – kaca.

“ Sella, kamu itu perempuan. Seharusnya sikap kamu seperti sekarang ini dengan menangis, kamu tunjukin di depan Oneng. Bukan setelah Ongen tidak ada, baru kamu menangis. Aku dan kita semua teman, hanya prihatin saja sama kamu berdua!”

“Oneng itu kan orang lembut. Tutur kata saja bersahaja dan tanpa amarah. Malahan sebaliknya kamu, lla;  Keras tak mau mengalah! Ongen itu ibarat setangkai daun,,,,

Iya, lla. Kasihan Oneng. Kamu koq tidak mengerti dia,, kamu lla jangan keras seperti batu!” Deha istri Topu memotong perkataan Topu suaminya.

“ Sella, maafin ya ,, kita berdua. Kita cuma prihatin saja dengan hubungan kalian,,,dan kita lebih kasihan sama Oneng. Orangnya rajin, jujur dan bertanggung jawab! Lanjut Deha

Sella yang masih terisak – isak di tempat duduknya, hanya diam seribu bahasa. Dia menyadari memang sering  berdua Oneng saling bertengkar. Dalam hatinya membenarkan ucapan Topu dan istrinya, Deha.  Sella baru terkesiap dengan perginya Oneng. Sepertinya suatu pembelajaran tentang hati yang sepi. Sella baru menyadari bahwa dia dilanda rindu setelah Oneng telah pergi. Ingin dia mengejar tapi tidak tahu Oneng berada dimana. Rindunya telah bergelayut setelah egonya terpasung diantara jejak – jejak yang telah tiada. Sepi itu membuncah ke lorong – lorong hati yang tak pernah dijamah. Setiap malam terkenang dan terbayang dalam mimpi ketika tidur pulasnya  hanya sejenak.


                                                *******

Oneng telah melewati beberapa gulungan ombakan. Dia kini berdiri di puncak yang tebingnya sehabis runtuh.Walaupun dengan tertatih untuk melangkah namun penuh niat yang tulus mengikuti  hilir air untuk menibakan sebuah kepastian agar bilur – bilur itu terbasuh tak membekas. Namun rasanya sulit untuk menyatukan serpihan yang telah retak. Luka yang telah sembuh akan terkoyak lagi bila serpihan itu tak lagi rekat. Oneng pun melangkah,,dan semakin melangkah. Dan suatu ketika Oneng berdiam disebuah  kota kecil. Dan memang kota kecil ini merupakan tujuan Oneng, jauh dan sangat jauh dari kampong halamannya.

Tak lama Oneng untuk menyesuaikan lingkungan yang baru itu. Sebab ada sepupunya Demas, yang selalu menemaninya. Sepupunya ini yang mengajak bekerja disebuah bengkel motor. Suatu dunia yang baru bagi Oneng yang telah terbiasa dengan segala kehidupan nelayan. Tapi dia mencoba, karena manusia untuk menyambung hidup selayaknya harus bekerja. Pikir Oneng.

Akhirnya Oneng pun bisa untuk membongkar pasang sebuah mesin. Sebuah pekerjaan yang sangat sulit,  bila kita  ditekuni dengan sebaiknya tentu akan membuahkan hasil yang terbaik pula.

Tiga bula berlalu. Oneng tidak menyadari, ada sentuhan halus selama dia dan sepupunya Demas bekerja di bengkel itu. Ada yang memperhatikan bahkan sekali – kali memberikan minuman mineral jika sewaktu jam istrahat, walaupun minuman itu dibayar setelah gajian nanti. Lisna anak gadis dari bos mereka. Hanya  Demas yang mengerti kedalaman hati Lisna terhadap Oneng. Dia pun hanya tersenyum dibelakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun