Pada hari minggu 6 juli 2025 Volunter Abdi Aksara melakukan sebuah kegiatan BATIK yaitu (Baca, Tulis, Petik) yang merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Duta Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan di Gardu Action, sebuah komunitas yang aktif dalam pemberdayaan anak dan pelestarian lingkungan. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata sinergi antar komunitas, instansi, dan relawan dalam meningkatkan kemampuan literasi anak-anak.
Kegiatan diawali dengan persiapan dan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan. Ketika sudah sampai di Lokasi kegiatan, anak-anak diberikan sesi storytelling berbahasa inggris oleh pengurus Gardu Action. Sesi ini bertujuan untuk membangun antusiasme serta memperkenalkan unsur kebahasaan sejak awal secara kontekstual dan menyenangkan. Setelah sesi storytelling selesai kegiatan BATIK dibuka oleh Duta Bahasa DIY, yang memberikan Gambaran umum tentang kegiatan. Mereka memperkenalkan berbagai motif batik khas Yogyakarta beserta makna filosofis yang tersirat didalamnya, seperti motif parang, kawung, cakar ayam, dan sidomukti. Anak-anak diajak memahami bahwa motif batik tidak sekedar corak, namun juga terdapat nilai budaya dan kearifan lokal.
Dalam pelaksanaannya, terdapat 20 anak-anak yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok kecil, masing-masing terdiri dari 4 anak. Pengelompokan ini mempertimbangkan usia dan tingkatan literasi anak agar proses pendampingan dapat lebih optimal dan menyenangkan. Kegiatan BATIK meliputi 3 tahap utama :
- Baca: Anak-anak diajak membaca cerpen yang sudah disiapkan oleh fasilitator. Kegiatan membaca ini dipastikan setiap anak membaca secara bergiliran.
- Tulis: Setelah membaca anak-anak diberikan sebuah lembar pengerjaan yang sudah diberikan sesuai dengan perannya. Penugasan ini sebagai pengingat bagi anak-anak mengenai makna dari cerpen yang sudah dibaca.
- Petik: Dari penugasan terdapat bagian memetik penggalan kata ataupun kalimat yang menggambarkan tokoh, kejadian, dan lain-lain.
Tujuan utama BATIK adalah untuk meningkatkan kemampuan literasi dasar anak-anak sekaligus menanamkan nilai-nilai cinta budaya dan lingkungan. Lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi contoh nyata kerja sama antar komunitas, sekolah, dan lembaga kebahasaan dalam menciptakan ekosistem literasi yang kuat dan berkelanjutan.
"Melalui BATIK, kami tidak hanya mengajarkan membaca dan menulis, tapi juga mengenalkan anak-anak pada makna budaya lokal yang kaya. Literasi harus kontekstual dan menyentuh keseharian anak," ujar Mba Elvira, salah satu fasilitator kegiatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program kerja Duta Bahasa DIY tahun 2025 yang berfokus pada pemberdayaan komunitas melalui pendekatan literasi kontekstual dan inklusif. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus diperluas ke berbagai wilayah lain di DIY agar semangat literasi terus hidup di tengah masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI