Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung: Tunduk terhadap Kondisi yang Sulit

12 April 2022   18:46 Diperbarui: 12 April 2022   18:49 6821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sulit membayangkan perasaan yang berkecamuk dalam diri dari pada Yusuf tentang Allah pada waktu di penjara. Karena ia tidak salah tetapi di penjara. Sudah begitu ia menolong juru minum lewat mimpi tetapi di lupakan dan tetap di penjara. Wah kalau saya mungkin akan marah, akan protes, Tuhan, Engkau tidak lagi sayang pada aku, Engkau sudah melupakan aku.

Tetapi coba seandainya Yusuf tidak masuk penjara, mungkin dia tetap jadi kepala pelayan di rumah potifar tetapi hanya sebatas itu, padahal rancangan Tuhan kepadanya lebih dari pada itu, dan untuk mendapatkan rancangan Tuhan itu maka harus melewati penjara.

Jadi kita tidak tahu rancangan Tuhan buat kita tetapi yang Tuhan inginkan adalah kita mau tunduk pada rancangan Tuhan bagi kita, termasuk menghadapi hal-hal yang sulit, karena akhir dari rancangan Tuhan bukanlah kecelakaan tetapi damai sejahtera maka teruslah di dalam Tuhan dan bertanya pada Tuhan dan punya sikap yang benar terhadap Tuhan.

Ada sepasang suami istri yang di pakai Tuhan begitu luar biasa di pakai Tuhan tetapi sayang sampai masa tuanya mereka tidak di karunia seorang anak. Suatu waktu istrinya bercerita, kami juga meminta kehadiran anak dalam hidup kami, tetapi sampai masa tuapun kami tidak mempunyai anak.

Tetapi Tuhan itu luar biasa, walaupun kami tidak mempunyai anak terkadang Tuhan mengirim orang-orang yang membantu seperti anak kandung sendiri. Lalu dia katakan pernah suatu waktu saya turun tangga yang curam, eh tiba-tiba ada seorang anak yang datang memegang dan menuntun saya sampai anak tangga terakhir.

Lalu dia juga katakan saya pernah mengalami kecelakaan mobil tapi ada seorang mahasiswa membantu mengeluarkan saya dari dalam mobil, lalu mengajak warga mengangkat mobil yang terbalik, merawat saya dan membawa saya ke rumah sakit.


Lalu ibu ini kembali menegaskan Tuhan tidak memberi kami anak tetapi Tuhan selalu mengirim  anak-anak yang membantu kami seperti anak kandung sendiri.

Jadi tidak semua hal  penting dalam hidup kita di jawab oleh Tuhan, terkadang Tuhan punya rancangan yang berbeda dengan kita, maka tunduk saja, walaupun awal mulanya seperti tidak menyenangkan tetapi endingnya pasti menyenangkan karena Tuhan merancangkan yang terbaik bagi kita lebih dari yang kita pikirkan. 

Tuhan memberkati kita semua.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun