Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jumat Agung: Tunduk terhadap Kondisi yang Sulit

12 April 2022   18:46 Diperbarui: 12 April 2022   18:49 6821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sering di perhadapkan dalam kondisi yang sulit bahkan mengancam karir atau hidup kita, atau mungkin kondisi yang sulit  dari pada orang-orang yang kita kasihi, tentu respon yang sangat umum adalah minta pertolongan Tuhan agar ada jalan keluar dari masalah itu, tetapi hari ini kita belajar suatu respon yang berbeda yaitu mau menerima kalau memang kondisi itu adalah bagian dari kehendak Allah.

Dalam injil Matius 26:47-56 kita melihat bahwa Yesus segera di tangkap oleh para pemimpin agama melalui Yudas, tetapi ternyata ada seorang murid, injil Yohanes mengatakan Simon Petrus mengunakan pedang untuk memotong telinga kanan dari hamba imam besar.

Tentu suasana agak kacau pada saat itu, tetapi ternyata Tuhan Yesus berkata kepada Simon :  Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.

Pada waktu kita membaca akan hal ini, kita akan bingung, karena mengapa Tuhan Yesus bersikap seperti itu ? tidak mau menerima bantuan dari orang lain, bahkan menegur Simon.  Dan Tuhan juga berkata : kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku.

Jadi Ia punya kuasa untuk melawan dan bagi Dia itu hal yang sangat mudah, tetapi mengapa Ia tidak mau melawannya ? Ternyata jawabannya dalam ay 54 "Bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian" jadi kalau Ia (Yesus) menghancurkan mereka sangat bisa, tetapi itu tidak sesuai dengan rencana Allah dalam nubuatanNya terhadap Yesus.


Misalnya dalam Zakharia 13:7 di nubuatkan "Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!", demikianlah firman TUHAN semesta alam. "Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai... Maka kalau Tuhan Yesus menghancurkan para pemimpin agama yang menangkap dia, maka nubuatan ini tidak akan tergenapi.

Jadi di sini Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita hal yang sangat berbeda, bahwa bisa jadi hal yang sulit itu bagian dari rencana Allah, sehingga sikap kita bukan minta di bebaskan tetapi tunduk pada hal tersebut.

Wah ini adalah sesuatu yang sangat sulit, karena sikap kita cenderung pingin bebas dari masalah yang sulit, kita ingin ada jalan keluar dari situasi yang mengancam tetapi disini Tuhan Yesus  memberikan hal yang lain bahwa kondisi yang sulit itu juga kemauan Allah maka sikap kita adalah tunduk kepada kemauan Allah tersebut.

Saya juga ingat peristiwa yang hampir sama, suatu waktu ada seorang nabi bernama Agabus datang ke tempat rasul Paulus, lalu dia mengambil ikat pinggang Paulus mengikat kaki dan tangannya dan ia berkata : Roh Kudus berkata kepadaku, orang yang punya ikat pinggang ini akan di ikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan di serahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa yang lain.

Saya tidak tahu kalau nubuatan ini terjadi pada diri bapa, ibu, tentu kalau pada saya dalam posisi seperti Paulus, maka saya juga gentar, takut, karena saya tahu bahwa orang Yahudi itu pernah berusaha untuk membunuh Paulus di Damsyik, dia terus di cari-cari. Nah apakah saya sudah siap menghadapi kematian seperti Rasul Paulus.

Dan setelah nabi Agabus menubuatkan apa yang terjadi pada Rasul Paulus, maka pada saat itu murid-murid Tuhan meminta Paulus sampai menangis agar ia tidak pergi ke Yerusalem, karena kejadian ini akan terjadi. 

Wah kalau saya mendapat dukungan seperti itu maka bisa jadi saya tidak pergi ke Yerusalem, saya akan mencari jalan lain tetapi ternyata Paulus luar biasa, ia mengatakan mengapa kamu menangis, aku bukan saja rela di ikat tetapi juga mati di Yerusalem karena nama Tuhan Yesus.

Wah hebat sekali, berarti ada saatnya untuk kita meminta pada Tuhan agar masalah yang sulit itu di hindarkan dari kita tetapi juga ada saatnya kita mau tunduk kepada Tuhan kalau memang itu bagian dari rancangan Allah dalam hidup kita. Dan itulah yang Yesus yang lakukan, itulah juga yang Paulus lakukan.

Jadi tidak semua masalah yang sulit, masalah yang mengancam harus di hindarkan, tetapi ada masalah sulit dan mengancam yang harus di hadapi, dan cara menghadapinya adalah tunduk kepada apa yang Tuhan mau.

 Mungkin saat ini bapa, ibu menghadapi masalah yang sulit, masalah yang mengancam, mungkin ada yang tidak dapatkan honor  walaupun sudah bekerja keras,( Protespun di abaikan, maka mungkin tunduk saja, anggap itu sebagi berkat yang di bagikan).

Mungkin ada yang terancam kedudukan di kantor karena hidup benar, mungkin ada yang  sakit keras tidak kunjung sembuh, mungkin ada yang belum dapatkan anak / tambahan anak walaupun sudah lama menikah, dan bapak, ibu mengechek kehidupan rohani, apa yang bapak ibu minta ini bukan untuk kepentingan pribadi untuk kemuliaan Tuhan tetapi mengapa terus seperti ini ?

Maka bisa jadi Tuhan pingin untuk kita tunduk saja dalam menghadapi hal itu karena itu memang rencana Tuhan bagi kita. Itu adalah hal yang jauh lebih baik dari pada memaksa diri melawan rancangan Tuhan.

Coba kalau Tuhan Yesus meminta pertolongan, itu jauh lebih baik bagi diriNya karena Ia tidak akan mendapatkan siksaan yang berat, tetapi tidak menyelematkan kita, coba kalau Paulus tidak ke Yerusalem contoh hidupnya tidak utuh, karena kita tahu walaupun dia di penjara tetapi ia bisa terus menginjili pegawai-pegawai penjara di Filiphi, bahkan menulis beberapa surat dari dalam penjara sehingga memberikan contoh yang utuh kepada kita bahwa penjara / kondisi yang sulit tidak bisa membatasi kita untuk melayani Tuhan.

Coba  kalau Paulus tidak pergi ke Yerusalem, maka saya yakin ia kehilangan kuasa dari Allah, karena dalam kondisi yang berat seperti itulah kuasa Allah terus menaunginya dalam pelayanan yang di lakukan.

Jadi tidak selamanya hal yang buruk bahkan mengancam nyawa membuat kita harus keluar dari masalah itu tetapi terkadang juga harus tunduk kepada Tuhan karena itulah yang Tuhan mau. Oleh karena itu harus terus di dalam Tuhan, butuh waktu yang lama dengan Tuhan dan bertanya kepada Tuhan apa yang Tuhan mau, bukan apa yang kita mau.

Bukankah dalam kondisi seperti ini juga Yesus bertanya kepada BapaNya, bahkan sampai 3 kali, ya bapa kalau bisa cawan ini lalu dari padaku, tetapi bukan seperti yang Ku kehendaki tetapi yang engkau kehendaki. Maka bertanya kepada Tuhan apa yang Tuhan mau dalam kondisi sulit itu adalah hal yang baik sehingga kita bisa melangkah sesuai dengan kehendak Tuhan bukan dengan kehendak kita.

Ada gereja di pedalaman suatu negara, jemaatnya ingin memperbaiki gedung gereja karena di anggap tidak layak, mereka sudah berdoa, kumpulkan material ternyata banyak penduduk di sekitar situ yang berbeda keyakinan tidak menyukai, entah mengapa suatu waktu gereja itu di bakar, jemaatnya banyak yang lari.

Dalam kondisi seperti itu banyak yang nangis dan bertanya pada Tuhan, mengapa Tuhan ijinkan hal ini. Semua usaha mereka membangun gereja sia-sia bahkan sekarang mereka tidak bisa beribadah.

Tetapi tanpa mereka sadari pemerintah mendengar hal ini, dan pemerintah takut kalau hal ini sampai terdengar di dunia internasional maka di anggap pemerintah tidak menjamin kebebasan beragama.

Akhirnya apa yang pemerintah lakukan, pemerintah membangun gereja itu dan jauh lebih bagus dari perencaan mereka, menghimpun jemaat kembali dan pemerintah membangun pos polisi di sekitar situ untuk menjamin kebebasan beribadah mereka.

Sampai warga yang membakar gentar karena merasa gereja ini punya koneksi dengan petinggi di pemerintahan.

Jadi terkadang kita tidak di bebeskan tetapi kita di ijinkan menghadapi hal yang sulit  maka tunduk saja, karena kita tahu rancangan Tuhan bagi kita bukan kecelakaan tetapi damai sejahtera.

Juga selanjutnya pada waktu mereka menangkap Yesus, mereka membawa pedang dan pentung seperti menangkap seorang penjahat, maka Tuhan Yesus katakan kepada mereka : "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku?

Jadi Dia di samakan seperti penjahat padahal ia bukan penjahat, ia guru, pengajar taurat, dan Yesus menyatakan itu kepada mereka tetapi ia tetap tunduk karena Ia tahu itupun sudah di nubuatkan kepadaNya.

Makanya dalam ay 56 tertulis : Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi. Dan ini seperti di katakan oleh Nabi Yesaya 53: 12b ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Jadi di anggap sebagai penjahat atau pemberontak.

Jadi terkadang kita bisa di salah artikan kita bisa protes, kita bisa menyatakan itu tidak benar, tetapi kalau memang itu tidak merubah padangan orang itu terhadap kita jangan membuat kita kecewa dan marah pada Tuhan karena kita bukan hidup dalam penilaian mereka tetapi dalam penilaian Tuhan. Dan biarlah Tuhan yang menyatakan kebenaranNya, karena itulah maunya Tuhan dalam hidup kita.

Bukankah Yusuf pernah di fitnah sampai masuk penjara, mungkin pada saat itu dia katakan pada Potifar : Aku tidak bersalah aku di fitnah oleh ibu, aku tidak berani melakukan hal itu, tetapi tetap di jebloskan dalam penjara tetapi itulah cara Tuhan.

Saya sulit membayangkan perasaan yang berkecamuk dalam diri dari pada Yusuf tentang Allah pada waktu di penjara. Karena ia tidak salah tetapi di penjara. Sudah begitu ia menolong juru minum lewat mimpi tetapi di lupakan dan tetap di penjara. Wah kalau saya mungkin akan marah, akan protes, Tuhan, Engkau tidak lagi sayang pada aku, Engkau sudah melupakan aku.

Tetapi coba seandainya Yusuf tidak masuk penjara, mungkin dia tetap jadi kepala pelayan di rumah potifar tetapi hanya sebatas itu, padahal rancangan Tuhan kepadanya lebih dari pada itu, dan untuk mendapatkan rancangan Tuhan itu maka harus melewati penjara.

Jadi kita tidak tahu rancangan Tuhan buat kita tetapi yang Tuhan inginkan adalah kita mau tunduk pada rancangan Tuhan bagi kita, termasuk menghadapi hal-hal yang sulit, karena akhir dari rancangan Tuhan bukanlah kecelakaan tetapi damai sejahtera maka teruslah di dalam Tuhan dan bertanya pada Tuhan dan punya sikap yang benar terhadap Tuhan.

Ada sepasang suami istri yang di pakai Tuhan begitu luar biasa di pakai Tuhan tetapi sayang sampai masa tuanya mereka tidak di karunia seorang anak. Suatu waktu istrinya bercerita, kami juga meminta kehadiran anak dalam hidup kami, tetapi sampai masa tuapun kami tidak mempunyai anak.

Tetapi Tuhan itu luar biasa, walaupun kami tidak mempunyai anak terkadang Tuhan mengirim orang-orang yang membantu seperti anak kandung sendiri. Lalu dia katakan pernah suatu waktu saya turun tangga yang curam, eh tiba-tiba ada seorang anak yang datang memegang dan menuntun saya sampai anak tangga terakhir.

Lalu dia juga katakan saya pernah mengalami kecelakaan mobil tapi ada seorang mahasiswa membantu mengeluarkan saya dari dalam mobil, lalu mengajak warga mengangkat mobil yang terbalik, merawat saya dan membawa saya ke rumah sakit.

Lalu ibu ini kembali menegaskan Tuhan tidak memberi kami anak tetapi Tuhan selalu mengirim  anak-anak yang membantu kami seperti anak kandung sendiri.

Jadi tidak semua hal  penting dalam hidup kita di jawab oleh Tuhan, terkadang Tuhan punya rancangan yang berbeda dengan kita, maka tunduk saja, walaupun awal mulanya seperti tidak menyenangkan tetapi endingnya pasti menyenangkan karena Tuhan merancangkan yang terbaik bagi kita lebih dari yang kita pikirkan. 

Tuhan memberkati kita semua.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun