Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Ekor Kuda

4 Februari 2021   14:37 Diperbarui: 4 Februari 2021   21:06 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lonceng sekolah SMA Cinta Budaya baru saja berbunyi. Dari kejauhan, terlihat gadis cantik bernama Ellen terengah-engah berlari. Lelah begitu terlihat dari pancaran wajahnya.

            “Akhirnya sampai”, pungkasnya

            Ini kali pertama, dia memasuki sekolah disana karena mendapat beasiswa. Ellen berasal dari keluarga kurang mampu tapi punya segudang asa.

            Tanpa diketahui Ellen, di sekolah itu ada geng the okay yang suka jahil dengan murid baru di sekolahnya. Geng the okay, tiga lelaki sekawan dan berasal dari keluarga kaya raya. Bos dari geng ini bernama Rasya, anak dari ketua yayasan sekolah. Dua temannya lagi bernama Gio dan Boy. Mereka bertiga sahabat sejak kecil.

            “Eh, ada anak baru tuh”, Rasya menunjuk Ellen.

            “Gadis ekor kuda”, ucap Rasya lagi kepada geng the okay.

            Ellen yang begitu lelah setelah berlari menuju kelas barunya dan dia melihat tiga orang sekawan berdiri di dekat pintu kelas.

            “Permisi”, Ellen yang meyandang tas dan memegang diary menundukkan kepala kearah geng the okay.

            Rasya mengedipkan mata kearah Gio dan Boy dan mulai beraksi untuk kembali membuat keonaran buat murid baru.

            “Aduhhh,”, Ellen tertatih, merintih kesakitan dan memegang kakinya yang sudah memar.

            Rasya menjegal kaki Ellen dan membuat buku-buku di tasnya berjatuhan. Bergegas Rasya dan dua temannya geng the okay masuk ke kelas meninggalkan Ellen.

            “Eh, gadis ekor kuda. Hati-hati dong kalau jalan”. Rasya mengomel pada Ellen sambil membawa diary milik Ellen.

            Bergegas Ellen merapikan buku-bukunya kembali ke tasnya. Ellen tidak mengetahui kalau diary nya sudah diambil oleh Rasya.

            “Ini hari pertamaku masuk sekolah, tapi …” Ellen berbicara dalam hati.

            Lamunan Ellen berhenti ketika Ibu Sara, guru kelas yang mengajar murid bahasa Inggris memasuki ruangan.

            “Good morning to all of you. Hari ini, kita kedatangan murid baru. Ellen, silahkan maju ke depan, nak”.

            “Baik, bu”. Jawab Ellen, kemudian memperkenalkan diri di depan kelas.

            “Allow me to introduce myself. My name is Ellen Nindi. Just call me, Ellen.”

            “Oh, nama gadis ekor kuda ini Ellen. Hmmm, lebih enak memanggil gadis ekor kuda.” Cetus Raysa.

            “Thank you, Ellen. Selamat belajar bersama di kelas ini.”

            Kemudian, Ellen kembali duduk. Ibu Sara melanjutkan pelajaran bahasa Inggris.

            “The most beautiful word in this world is ‘mother’. Then, followed by the word ‘love’, the word ‘smile’, the word ‘beautiful’ and so on. Dengan lantang dan tegas ibu Sara memberikan petuah mengawali ujian pre-test.

Seperti biasa, kelas mengadakan ujian pre-test sebelum memasuki topik pelajaran yang baru. Semua murid mengikutinya dan jika hasilnya kurang baik selama tiga kali berturut-turut, maka ibu Sara memanggil orang tua murid. Ujianpun berlangsung dan segera ibu Sara memberikan pelajaran dengan topik “The family is the centre of education”. Setelah menjelaskan pelajaran, ibu Sara memberikan tugas kepada murid dan memulai untuk memeriksa hasil pre-test. Ibu Sara mencatat nama Raysa karena berturut-turut selama tiga kali mendapat nilai nol. Lonceng sekolah berbunyi, pertanda istirahat sudah tiba.

Thank you for this class, I hope you all can use your time usefully especially to study and do your homework. See you next week!

Ibu Sara segera menelepon ibu Rasya dan mereka mendiskusikan nilai akademik dari Rasya. Mengamati kesibukan dari ibu Rasya, ibu Sara menawarkan agar Rasya diberikan private course. Beliau menyarankan bahwa ada murid pintar bernama Ellen yang mungkin bisa membantu mereka sama-sama belajar. Ibu Rasya menyetujuinya dengan harapan Rasya bisa lebih terbantu dalam belajar dan memperoleh nilai yang baik.

Seperti biasa, Rasya, Gio dan Boy tidak langsung pulang kerumah. Geng the okay nongkrong dulu di mall sambil membicarakan hot news mereka.

“Eh, gadis ekor kuda itu lucu juga, ya. Zaman gini masih aja mau rambutnya dibikin ekor kuda. Yaampun.!” Ucap Rasya sambil tertawa.

“Iya tuh, trus lucunya itu tadi pas dia jatuh di depan kelas, yakan?” Boy menyahut Rasya.

“Bener-bener. Baru masuk pertama aja mukanya udah lusuh juga tadi. Dasar gadis ekor kuda”. Gio meneruskan.

“Iya, ditambah lagi tuh gadis ekor kuda masih memegang diary juga. Mungkin dia ga tau kalau diary nya sama aku, hahaha” Rasya semakin tertawa menjelaskan keseruan dari hot news mereka.

“Eh, mama gue nelepon nih. Ada apa ya? Tumben banget”. Rasya memutus obrolan mereka.

Rasya menerima telepon dari ibunya. Ibunya meminta agar Rasya segera pulang ke rumah.

“Guys, aku pulang duluan ya.” Ucap Rasya.

“Eh, tumben banget loh pulang cepat”. Gio melotot penasaran.

“Iyanih, mungkin ada yang penting.” Jawab Rasya.

“Yaudah, hati-hati ya dijalan. Kami masih mau lanjut dulu nih disini”. Boy melambaikan tangan kepada Rasya.

Sesampainya di rumah, Rasya begitu kaget melihat gadis ekor kuda sudah ada dirumah.

“Ma, aku pulang. Eh, tunggu-tunggu.. Kog ada gadis ekor kuda di rumah kita, ma?”

“Kog gadis ekor kuda, sih? Tanya mama kepada Rasya dengan nada heran.

“Habisnya ma, rambutnya dikepangin gitu. Ya, aku panggil ekor kuda deh.” Rasya menjawab pertanyaan mamanya seraya meledek Ellen.

“Jadi gini, Rasya. Ellen akan mengajarimu pelajaran di sekolah” Jawab ibu Rasya.

“Yah, ma. Aku kan bisa belajar sendiri, atau belajar sama geng the okay, ma. Kog harus sama  gadis ekor kuda ini, ma?” Rengekan Rasya kepada ibunya.

“Mama ga mau tau, Rasya. Ini solusi terbaik yang udah mama bicarakan kepada ibu Sara supaya kamu belajar dengan Ellen. Sudah tiga kali kamu dapat nilai pre-test nol. Mau ditaruh dimana muka mama? Mama ketua yayasan sekolah, punya anak semata wayang dapat nilai segitu, hah?” Mama menasihati Rasya dengan tegas.

“Yaudah deh ma.” Lanjut Rasya sembari kesal.

“Eh, enak juga nih, aku jahilin gadis ekor kuda dulu, ah.” Katanya dalam hati.

Ellen dan Rasya belajar bersama. Ellen menerangkan pelajaran di white board kepada Rasya.

“Gadis ekor kuda, jujur nih ya, sampe sekarang aku enggak ngerti apa-apa dari tadi”, Cuitan Rasya.

“Tenang dulu dong, aku belum selesai nih menjelaskannya”. Jawab Ellen.

“Yaudah, kita istirahat deh gadis ekor kuda. Sambil memberikan jus kueni kepada Ellen.

Secara sengaja, Rasya menumpahkan jus ke baju Ellen.

“Duh, yaampun, gadis ekor kuda. Aku ga sengaja”. Celoteh Rasya.

“I..iya, iya, gapapa kog.” Ellen menjawab.

Ellen mengibas-ngibaskan bajunya. Dan memutuskan pulang kerumah karena bajunya sudah basah kuyub terkena jus. Ellen pun pamit kerumah.

“Yeaayy, Gadis ekor kuda udah pulang. Seneng banget deh sepanjang hari ini aku berhasil ngejahilin dia.” Rasya berbicara sendiri dan berjalan menuju kamarnya.

Dikamar, Rasya membuka tasnya dan di atas tempat tidur ia tertarik untuk membaca diary tulisan gadis ekor kuda. Gadis ekor kuda yang punya segudang asa suka menulis berbagai isi hatinya di dalam diary tersebut. Sungguh, berbagai kisah gadis ekor kuda dibacanya sejak halaman pertama hingga pertengahan diary nya. Lalu menutup diary gadis ekor kuda karena sudah selesai membaca.

“Yaampun, gila nih gila. Serius, gadis ekor kuda kuat banget sih! Anak sulung dari empat bersaudara. Harus bekerja membantu ibunya mencari sesuap nasi. Ayahnya sudah meninggal sejak masih kelas 2 SD. Astagaaa…” Rasya berefleksi setelah membaca diary gadis ekor kuda. Sontak ia menyesal dengan segala kejahilannya.

“Tau ginikan, dari awal aku ga mau jahil sama gadis ekor kuda. Aduh, gimana dong caranya aku minta maaf”? Rasya menunjukkan kecemasannya.

“Masakan aku tiba-tiba minta maaf sih? Yaampun, enggak iya, nih.” Rasya berbicara sendiri.

“Ahhh, enggak taulah. Yang jelas, besok buku diary ini, aku masukkan aja ke tasnya tanpa sepengetahuan gadis ekor kuda itu.” Rasya ngotot.

Keesokan harinya di kelas, secara sengaja Rasya cepat datang dan meletakkan diary nya ke dalam tas gadis ekor kuda tanpa sepengetahuannya.

Niat teman-teman Rasya, anggota geng the okay tetap mau ngejahilin gadis ekor kuda. Tetapi, Rasya menjelaskan keadaan sebenarnya dari gadis itu. Sama seperti Rasya, Gio dan Boy juga menyesal sudah membuat suatu rencana jahil kepada gadis itu. Lambat laun, geng the okay semakin mempunyai rasa empati dan belajar melalui kisah perjalanan hidup gadis ekor kuda dari diary nya. Mereka memang tidak menampakkan perubahan drastis penyesalan mereka agar tidak ada keanehan yang muncul secara tiba-tiba. Geng the okay yang dahulu ditakuti oleh para murid karena suka jahil terhadap murid baru, berubah menjadi lebih baik. Lalu, nilai akademis dari Rasya yang setiap pre-test mendapat nilai nol perlahan meningkat dan bagus. Ibu Rasya tetap mempercayakan Ellen untuk tetap mengajar Rasya dalam pelajaran sekolah.

 Hari berganti hari, tibalah Ellen berulang tahun ke-17. Seperti biasa, Ellen mengajar Rasya sepulang sekolah. Tanpa sepengetahuan dari Ellen, Rasya, Boy dan Gio membuat suatu surprise untuk merayakan ulang tahunnya.

“Surprise…” Geng the okay memberikan kue ulang tahun ketika Ellen tiba dirumah Rasya.

“Yaampun, kalian tahu dari mana ulang tahunku”? Tanya Ellen penasaran.

“Udah deh, gadis ekor kuda. Kamu tiup aja dulu lilinnya, ya. Make a wish gitu, kek. Haha. Rasya meledek Ellen.

“Hehe, iya bener.” Ellen mengangguk tanda setuju.

 Selesai make a wish, tiup lilin, mereka duduk bersama.

“Gadis ekor kuda, kamu mau ga, masuk ke geng the okay”? Tanya Rasya.

“Aduh, ga usah deh.” Celetuk Ellen.

“Sebenarnya, kami mau jujur ke kamu gadis ekor kuda. Jadi, kami banyak berubah sejak kamu datang ke sekolah kita. Awalnya, emang kami anak yang bisa dibilang jahil ya dan sesuka kami aja gitu mau apa aja terutama untuk murid baru, asal kami senang. Termasuk jahilin kamu. Kan, geng kami yang menjegal kakimu awal masuk. Trus, kerjaan aku yang pura-pura ga sengaja numpahin jus ke baju kamu.” Cerita Rasya.

“Aku juga udah tahu itu, Rasya” Ellen mengangguk tanda paham.

“Nah, habis itukan, aku baca diarymu dan aku begitu kagum dengan ketangguhanmu dan segudang asa yang kamu punya, gadis ekor kuda”. Lanjut Rasya berbicara dengan wajah serius.

“Yaampun, kamu baca diaryku? Padahal, keknya aku ga pernah ninggalin dimana, gitu?” Ellen menengaskan.

“Hehe, berarti kamu ga tahu ya, pas buku-bukumu jatuh dari tas waktu itu, diary yang kamu pegang aku ambil. Haha.” Rasya tertawa terbahak-bahak.

“Iya, serius aku ga tahu”. Jawab Ellen dengan raut wajah bingung.

“Nah, besoknya selesai aku baca dan berkaca-kaca membaca diarymu, aku balikin deh diam-diam ke tasmu tanpa sepengetahuanmu. Aku juga menjelaskan tentang keadaanmu kepada geng the okay Gio dan Boy, ketika mereka ada niat untuk melanjutkan kejahilan kami seperti biasanya.” Rasya melanjutkan penjelasannya.

“Oh, gitu ceritanya. Aku juga sebenarnya sudah mempersiapkan mental untuk nghadapin kalian tiap hari, kalau-kalau kalian mau isengin aku.” Jawab Ellen dengan jujur kepada geng the okay.

“Dasar gadis ekor kuda”! Secara serentak, tanpa sadar Rasya, Gio dan Boy mengatakannya secara bersamaan seperti trio mendadak. Tawa memenuhi ruangan seketika itu juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun