Selesai make a wish, tiup lilin, mereka duduk bersama.
“Gadis ekor kuda, kamu mau ga, masuk ke geng the okay”? Tanya Rasya.
“Aduh, ga usah deh.” Celetuk Ellen.
“Sebenarnya, kami mau jujur ke kamu gadis ekor kuda. Jadi, kami banyak berubah sejak kamu datang ke sekolah kita. Awalnya, emang kami anak yang bisa dibilang jahil ya dan sesuka kami aja gitu mau apa aja terutama untuk murid baru, asal kami senang. Termasuk jahilin kamu. Kan, geng kami yang menjegal kakimu awal masuk. Trus, kerjaan aku yang pura-pura ga sengaja numpahin jus ke baju kamu.” Cerita Rasya.
“Aku juga udah tahu itu, Rasya” Ellen mengangguk tanda paham.
“Nah, habis itukan, aku baca diarymu dan aku begitu kagum dengan ketangguhanmu dan segudang asa yang kamu punya, gadis ekor kuda”. Lanjut Rasya berbicara dengan wajah serius.
“Yaampun, kamu baca diaryku? Padahal, keknya aku ga pernah ninggalin dimana, gitu?” Ellen menengaskan.
“Hehe, berarti kamu ga tahu ya, pas buku-bukumu jatuh dari tas waktu itu, diary yang kamu pegang aku ambil. Haha.” Rasya tertawa terbahak-bahak.
“Iya, serius aku ga tahu”. Jawab Ellen dengan raut wajah bingung.
“Nah, besoknya selesai aku baca dan berkaca-kaca membaca diarymu, aku balikin deh diam-diam ke tasmu tanpa sepengetahuanmu. Aku juga menjelaskan tentang keadaanmu kepada geng the okay Gio dan Boy, ketika mereka ada niat untuk melanjutkan kejahilan kami seperti biasanya.” Rasya melanjutkan penjelasannya.
“Oh, gitu ceritanya. Aku juga sebenarnya sudah mempersiapkan mental untuk nghadapin kalian tiap hari, kalau-kalau kalian mau isengin aku.” Jawab Ellen dengan jujur kepada geng the okay.