Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tips Mengembalikan Berat Badan Saat di Rumah Saja

9 September 2021   04:35 Diperbarui: 9 September 2021   13:00 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berat badan turun. Sumber: Kompas.com

Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 memangkas aktivas harian manusia. Lebih dari setahun, sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan kegiatan dari rumah saja. Terlebih lagi bagi masyarakat yang bekerja di kota besar seperti Jakarta, pengurangan aktivitas sangat terasa sejak diberlakukannya WFH (Work From Home).

Sebagian besar orang yang bekerja dari rumah saja mengaku mengalami kenaikan berat badan. Melansir dari CNNIndonesia.com, terdapat 65% orang mengalami kesulitan mengatur berat badan saat pandemi Covid-19. Survei tersebut dilakukan secara daring terhadap 800 orang dewasa di Inggris.

Melansir dari BBC.com, Badan Kesehatan Inggris-PHE (Public Health England) telah mengadakan survei yang melibatkan 5.000 orang. Dari hasil survei tersebut, lebih dari 40% orang dewasa mengalami kenaikan berat badan rat-rata 3 kilogram selama pandemi Covid-19.

Peserta survei megungkapkan alasan kenaikan berat badan mereka karena tidak bisa mempertahankan pola hidup sehat. Aktivitas olahraga tidak dapat dilakukan secara teratur. Adanya kebiasaan mengudap juga menjadi pemicu kenaikan berat badan.

Pandemi ini menyadarkan bahwa kenaikan berat badan tertanya tidak hanya dipengaruhi oleh makanan saja. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kenaikan berat badan, antara lain:

1. Pola makan yang tidak teratur

Pada sebagian orang, ada yang melewatkan waktu sarapan. Mereka melakukan ini dengan alasan tidak sempat atau sengaja melakukan karena dianggap dengan melewatkan salah satu waktu makan dapat mengurangi berat badan.

Ternyata, melewatkan waktu makan justru memicu tubuh menjadi merasa lebih cepat lapar, stres, dan berpengaruh terhadap gula darah.

2. Tingkat stres

Seseorang yang mengalami stres biasanya membutuhkan pelarian. Ada yang menjadikan makanan sebagai pelarian saat sedang tertekan. Makin tertekan, makin sering makan. Tanpa sadar, hal ini memengaruhi kenaikan berat badan.

3. Faktor penuaan

Seiring pertambahan usia, kalori yang dibutuhkan tubuh mengalami penurunan. Demikian pula halnya terjadi  dengan massa otot. Oleh sebab itu, asupan makanan dan kegiatan yang dilakukan saat berusia 20 tahun, 30 tahun, dan 50 tahun tidak dapat disamakan.

4. Kurang gerak

Bergerak merupakan salah satu cara menjaga kebugaran tubuh. Kurang bergerak akan dapat menyebabkan masalah lain pada tubuh yang pada akhirnya menggiring untuk dapat menikmati pola hidup sedentary.

5. Kurang tidur

Seseorang yang kurang tidur memicu untuk mengonsumsi makanan kurang sehat. Ia mungkin lebih memilih menikmati makanan berupa kudapan yang dapat menemani selama melakukan aktivitas lembur.

Seseorang yang kurang tidur juga mengalami gangguan hormon. Hal ini dapat mengacaukan sinyal nafsu makan.

6.  Makan sambil melakukan aktivitas lain

Aktivitas makan sambil melakukan aktivitas lain biasanya paling sering dilakukan ketika menonton televisi. Berbagai kudapan bisa dikonsumsi sambil menikmati acara yang sedang ditonton.

Saat pandemi, para pekerja WFH juga bisa melakukan hal ini. Bekerja di depan layar komputer sambil ditemani kudapan atau minuman berkafein. Bisa pula makan berat pun dilakukan di depan komputer karena tuntutan kerja yang padat.

Seseorang yang makan sambil bekerja mungkin tidak sadar dengan apa yang masuk ke dalam mulut. Pikiran fokus pada kegiatan yang utama, misalnya menonton televisi atau bekerja. Sehingga, tanpa disadari waktu makan bisa lebih cepat dan porsi makanan yang masuk bisa lebih banyak.

7. Berhenti merokok

Menghentikan kebiasaan merokok memang tidak mudah. Ada tantangan yang luar biasa untuk bebas dari nikotin. Padahal berhenti merokok adalah kegiatan baik bukan?

Beberapa orang yang mencoba berhenti merokok mengalami kenaikan berat badan. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena nikotin yang selama ini menekan nafsu makan tidak didapatkan kembali saat terlepas dari rokok. 

Tidak ada seorang pun yang ingin memiliki berat badan tidak ideal. Terutama kaum wanita, biasanya akan merasa terganggu jika melihat ada pertambahan berat badan. Bahkan beberapa wanita bisa memikirkan hal tersebut berlarut-larut.

Berapa pun kenaikan berat badan selama pandemi, pastinya setiap orang ingin memiliki berat badan ideal. Sayangnya mengembalikan berat badan seperti semula membutuhkan usaha yang bisa dikatakan tidak mudah.

Ilustrasi (dok. Kompas.com)
Ilustrasi (dok. Kompas.com)

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembalikan berat badan selama pandemi antara lain:

1.  Tidak melewatkan sarapan

Dengan menerapkan sarapan, tubuh akan memberikan respon baik. Setelah istirahat semalam, tubuh juga memerlukan energi untuk memulai kegiatan. 

Bisa jadi orang yang melewatkan sarapan justru akan makan siang dengan porsi lebih banyak. Jika sudah demikian, berat badan kapan turun?

Selain sebagai sumber energi untuk beraktivitas, sarapan juga bermanfaat untuk meningkatkan mood dan membantu lebih fokus dalam bekerja. 

2. Olahraga rutin

Salah satu manfaat melakukan olahraga rutin untuk mencegah obesitas. Melalui olahraga, energi dapat dikeluarkan sehingga tidak obesitas.

Terlepas dari apa jenis olahraga, hal ini lebih menekankan pada waktu yang konsisten dalam melaksakanan olahraga. Untuk jenis olahraga disesuaikan dengan usia dan kondisi tubuh tia-tiap orang.

3. Kurangi konsumsi gula

Mengurangi konsumsi gula memang tidak mudah. Mengingat banyak makanan atau minuman yang mengandung gula berlebihan dan terlihat sangat menarik.

Ilustrasi makanan manis yang banyak mengandung gula. Sumber: Kompas.com
Ilustrasi makanan manis yang banyak mengandung gula. Sumber: Kompas.com

Mengurangi konsumsi gula juga perlu perjuangan karena gula dapat menyebabkan ketagihan. Padahal dengan mengurangi konsumsi gula, dapat mengurangi lemak perut.

4. Hindari makan malam berlebih dan terlalu larut

Makan malam berlebih dan terlalu larut akan mengganggu jam tubuh. Seharusnya tubuh dapat berisitirahat, terpaksa masih bekerja untuk mencerna makanan yang baru saja disantap. Hal ini dapat memicu ketidakseimbangan hormon dan obesitas.

5. Kurangi camilan

Camilan yang perlu dikurangi dalam hal ini misalnya yang manis dan tidak sehat. Camilan seperti ini tidak memberikan manfaat baik bagi tubuh.

Pada dasarnya, ngemil dapat memberikan manfaat baik bagi tubuh. Seseorang yang ngemil dapat mengurangi rasa lapar atau menjaga gula darah tetap stabil.

6. Latihan pernapasan untuk mengurangi stres

Latihan pernapasan dapat membantu merasa rileks dan mengurangi stres. Hal ini dapat dilakukan dengan yoga.

7.  Makan sebelum lapar

Makan sebelum lapar menolong untuk tidak makan berlebihan. Saat sdalam kondisi terlalu lapar, tubuh akan merasa membutuhkan energi yang lebih banyak. Oleh karena itu, orang cenderung makan lebih banyak saat lapar seperti sedang  "balas dendam." 

Perlu disadari bahwa lapar tidak membantu untuk menurunkan berat badan. Justru yang ada, orang akan lebih kalap makan dan mencari makanan yang menyenangkan dan menarik saat lapar. 

8. Miliki pola istirahat yang cukup

Memiliki pola istirahat cukup dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Dengan istirahat cukup, gula darah dalam tubuh akan terkontrol dan mengurangi risiko obesitas serta diabetes.

Semoga kedelapan tips ini dapat kita terapkan untuk mengembalikan berat badan. Tidak perlu stres ketika belum melihat hasil dalam waktu cepat karena hal ini memerlukan sikap konsisten dalam melakukan. 

Referensi:

satu, dua, tiga, dan empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun