Mohon tunggu...
Sayyidah Zulfah
Sayyidah Zulfah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unesa

Sayyidah Zakiyah Zulfah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Pendidikan di Luar Negeri : Adakah Yang Cocok Diterapkan Di Indonesia?

4 Desember 2021   21:26 Diperbarui: 4 Desember 2021   21:37 6008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah aspek penting dalam kehidupan. Pendidikan akan menuntun masa depan dan arah hidup kita sebagai pelajar. Pendidikan pada umumnya juga menjadi tolak ukur dalam mengukur kualitas diri seseorang. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai upaya kita untuk mengembangkan kemampuan diri. Pendidikan dinilai sangat penting dalam hal membantu pembentkan karakter sseorang, menentukan pencapaian masa depan dan penentuan kemana arah hidup yang diinginkan oleh seseorang. Berdasarkan kutipan Wikipedia, pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, penelitian dan pelatihan. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.

Sistem pendidikan merupakan suatu usaha terencana yang diharapkan dapat mewujudkan suasana belajar dan mengajar yang baik untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan maksimal. Dengan adanya sistem pendidikan peserta didik diharapkan dapat memiliki kecerdasan, akhlak, pengendalian diri, dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, maupun negara. Sistem pendidikan memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan mendidik karakter siswa. Sistem pendidikan di Indonesia sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenjang, yaitu jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan di Indonesia juga dibedakan menjadi beberapa jenis program, yakni pendidikan umum, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, pendidikan vokasi, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus, serta pendidikan profesi. Pendidikan di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.

Sistem pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia tentu saja berbeda dengan yang dilaksanakan di luar negeri, entah dari cara pelaksanaan maupun metode pendidikan yang dilakukan. Berangkat dari banyaknya kritikan dari para masyarakat tentang sistem pendidikan di Indonesia yang dinilai belum terlalu optimal, saya melakukan observasi dengan mencari informasi-informasi melalui media masa seperti internet, sosial media, dan lain-lain untuk mencari tahu bagaimanakah sistem pendidikan yang diberlakukan di negara maju yang berhasil menciptakan generasi-generasi unggul dan sekiranya cocok untuk di terapkan di pendidikan Indonesia. Saya harap penelitian saya kali ini dapat membantu para tenaga pendidik di Indonesia dalam mengembangkan sistem pendidikan agara kegiatan belajar dan mengajar menjadi lebih optimal dan memiliki hasil yang lebih baik.

Sistem pendidikan yang diterapkan di berbagai negara maju tentu saja berbeda-beda. Contohnya di negara Singapura. Secara umum, lama pendidikan dasar di Singapura sama dengan Indonesia yakni enam tahun, mencakup program dasar selama empat tahun lalu dilanjutkan oleh program orientasi  yang dilaksanakan selama dua tahun. Pada saat akhir tahun ke enam, para peserta didik akan mengikuti ujian PSLE (Primary School Leaving Examination). Kurikulum yang diajarkan cenderung lebih fokus kepada pengajaran materi dasar bahasa Inggris dan juga bahasa ibu seperti China, Melayu atau Tamil, dan juga pelajaran matematika, pengetahuan alam, music, seni rupa serta kerajinan tangan, olah raga dan pendidikan sosial. Setelah peserta didik dinyatakan lulus dalam ujian PSLE, peserta didik tersebut akan meneruskan pendidikannya di sekolah menengah dengan kurikulum "O" level selama empat tahun atau "N" level selama lima tahun, sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Kurikulum ini pun mencakup mta pelajaran bahasa Inggris, bahasa ibu, serta pelajaran matematika, science dan humanitis. Lalu pada tahun ketiga, pelajar dapat dikenankan memilih untuk mengambil kelas kesenian, science, ilmu tata niaga atau jurusan teknik. Setelah itu peserta didik akan melaksanakan ujian akhir yaitu Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Ordinary' (CGE 'O' level) atau 'Normal' (CGE 'N' level). Dengan dilaksanakannya kurikulum tersebut, pelajar di sana dilatih dan diajarkan bagaimana cara berpikir kritis.

Selanjutnya di Amerika Serikat. Lama pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Amerika Serikat secara umum sama dengan yang ada di Indonesia yaitu 12 tahun, mencakupi lima tahun pendidikan dasar di primay school, dan tujuh tahun di secondary school. Setelah lulus dari kelas 12, para peserta didik akan mendapatkan pendidikan lanjutan di High School Diploma yang diakui untuk dapat masuk ke College dan Universitas di Amerika Serikat.

Selanjutnya sistem pendidikan di negara Australia. Sistem pendidikan di negara Australia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Kebanyakan sekolah bertipe "Co-educational" (menerima pelajar pria dan wanita) dengan adanya pengecualian di beberapa sekolah menengah swasta. Secara umum, lama pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang ada di Australia sama dengan di Indonesia, yaitu selama 12 tahun. Program wajib belajar di Australia juga sama seperti di Indonesia, yaitu diwajibkan sampai dengan kelas 10, kelas 11 dan kelas 12 yang disebut sebagai Senior Secondary. Lalu setelah lulus dari kelas 12, pelajar akan melalui kualifikasi Senior Secondary Certificate of Education yang diakui dari negara bagian masing-masing untuk masuk ke Universitas yang ada di Australia maupun di luar negeri.

Dibalik banyaknya persamaan sistem pendidikan yang ada di luar negeri dan di Indonesia, ternyata ada beberapa perbedaan yang ada, seperti pendidikan di luar negeri jauh lebih menekankan proses pembelajarannya dengan metode bermain, belajar berinteraksi dengan sekitar, dan juga mengeksporasi lingkungan. Dengan pelaksanaan metode pembelajaran tersebut, diharapkan dapat membantu para peserta didik untuk mlatih perkembangan motorik serta respon mereka dengan baik.

Balancing for the excellent is the key. Menutamakan hasil akhir dan tidak memperdulikan cara yang positif tidaklah akan memberi value yang positif. Di sistem pendidikan luar negeri, peserta didik akan dibimbing untuk membuka pemikiran merka seluas-luasnya serta mencari jalan keluar suatu permasalahan dengan cara yang benar dan tidak instan, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan tepat. Contohnya seperti, belajar dengan giat agar persiapan ujian dapat dilakukan secara matang dan maksimal sehingga mendapatkan hasil yang baik. Proses yang dihadapi sebelum meraih suatu hasil sangatlah penting. Hal tersebut akan mampu membentuk pola pikir dan kepribadian peserta dididk serta hasil dari usaha yang didapatkan akan jauh lebih bernilai.

Setelah dicermati, sisem pendidikan yang sekarang ada di Indonesia masih terlihat umum dan kurang mengarahkan peserta didik untuk melihat serta memaksimalkan bakat dan kemampuan mereka. Universitas dan sekolah-sekolah yang ada di luar negeri sangatlah banyak yang menawarkan bidang studi yang lebih fokus dan terspesialisasi. Sebagai contohnya adalah di United Kingdom (UK), Amerika Serikat (AS), Australia, atau Singapura yang telah disebutkan sebelumnya menekankan beberapa spesialisasi bidang pada sistem pendidikannya seperti seni, sains, teknologi, teknik, maupun aspek keilmuan lainnya. Hal ini tentu saja dapat sangat membantu para peserta didik untuk menemukan minat dan bakat mereka.

Selain itu, di beberapa negara luar hasil nilai ujian akhir tidak selalu menjadi penentu kelulusan. Jika di Indonesia hasil akhir studi ditentukan berdasar hasil ujian nasional yang biasanya diadakan secara serentak, maka berbeda dengan pendidikan di luar negeri. Universitas dan sekolah-sekolah yang ada di luar negeri kebanyakan menentukan nilai hasil akhir studi para pelajarnya dengan melihat nilai akumulasi pembelajaran yang telah dilakukan dalam keseharian. Jadi peserta didik sangat dituntut untuk dapat belajar dengan smart and hard agar dapat bersaing dengan peserta didik lannya. Beberapa universitas di luar negeri juga ada yang tidak mewajibkan adanya skripsi. Contoh salah satunya ada di negara Australia, dimana umumnya program Bachelor merupakan coursework program yang mana tidak ada istilah skripsi, tesis, maupun penelitian diproses pembelajarannya. Mahasiswa akan tetap dianggap lulus apabila memang telah menyelesaikan setiap mata kuliah yang diambil dengan jumlah credits tertentu. Umumnya dapat dilalui degan ujian, presentasi individu maupun grup, dan lainnya.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun