Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Simfoni Indah PMM di Ujung Barat Indonesia

18 November 2022   00:35 Diperbarui: 18 November 2022   00:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3K : Kualitas, Kuantitas, Continueitas

Sepak Terjang Dalam Dunia Bisnis

Ada orang sng berbisnis hanya berjalan 2-3 bulan saja semisal. Kenapa? Karena kita tidak paham dengan usaha yang kita  jalankan. Paling gampang untuk menjalankan usaha itu, paling kurang untuk mereduksi atau meminimalisiir kita gagal kalau dengan sistem model canvas. 

Dengan adanya sistem bisnis model canvas paling kurang membuat kita memahami kondisi usaha kita, seperti apa pasar kita,apa value yang kita tawarkan, dan bagaimana cara menyampaikan valu yang kita tawarkan tadi kepada konsumen kita, itu yang kita harapkan. Sekilas, semisal kita fokus yang ke go internaisonalnya.

Learning by doing

  • Terdapat 3 kunci yaitu, key partners, key activities, key resources, sumber daya buktinya itu apa, aktivitas fisiknya apa dan partnernya siapa. sederhananya ketika berbicara terkait ekspor impor  kita berbicara tentang toko kelontong, yang paling ada di mana-mana. Toko kelontong itu walaupun dia sama, di semua kampung ada, tempat ada, apa yang membedakan antara toko kelontong kita dengan toko kelontong orang lain?
  • Kenapa orng datang ke toko kelontong orang lain kita tidak?
  • Ada key activitiesnya, tapi kita asumsi semisal kita lagi bersahaja, menyediakan sarana long term, jadi semisal sepanjang ini ada kreditnya ringan, tidak beli melewatkanku. Semisal catat ini dulu ya buat bulan depan. Atau cara-cara lainnya klu kita jual kepontong itu bahan, itukan ibu-ibu di rumah tangga sehari-harinya sudah sibuk dengan kegiatan rumah tangganya, pekerjaan rumah tidak selesai-selesai, anak yang harus dimasakan makann, kadang suami pergi pagi pulang malam, dia tidak tau gerak sama siapa.. tapi ketika dihadapkan sama toko kelontong tadi, ketemu sama kita di ajak ngobrol.

Mereka tidak mengirimkan kopi dalam ukuran satu dua kilo, pasti banyak. Paling kurang ratusan kilo. Sedangkan jumlah kopi terbatas. Mereka bukan orang kaya yang punya kebun ribuan hektar. Mereka lebih coock dimulai dari afiliator,,biasanya di sebut calo (orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya untuk menguruskan sesuatu berdasarkan upah; perantara; makelar) bhs kerennya afili..

Jadi , di gayo terdapat ribuan petani gayo, bagaimana cara memlihnya?

Berbicara ekspor impor, kita bicara perizinan, perlu karena mengirmkan barang ke  luar negeri harus mengikuti aturan di luar negeri, ada kalanya, amerika meminta FDA. FDA sendiri merupakan singkatan dari Food and Drug Administration yang merupakan Lembaga badan pengawas untuk registrasi obat dan makanan yang berlokasi di Amerika Serikat.  

Yang mana badan ini memiliki tugas untuk mengatur proses dan organisir makanan, vitamin ataupun suplemen makanan yang telah diregistrasi di Amerika Serikat.

Ada kalanya mereka meminta kopi-kopi yang petaninya sudah tergabung dalam fair trade, jadi kopi ini komoditi yang semuanya sudah lengkap. Kopi ini  berbeda mungkin ketika semisal kita berbicara ekspor pinang, ekspor ikan. Maksudnya kopi ini sudah sampai kayak emas. 

Setiap hari sudah ada perubahan-perubahan harga di pasar. Sehingga para pelaku usaha bisa melihat apakah harga kopi lagi tinggi atau turun. Jadi komoditi yang diperjualbelikan di pasar online. Kemudian, mereka sudah berkeliling ke beberapa daerah di gayo karena gayo bukan juga daerah yang luas. 3 hari keliling sudah full semua. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun