Mohon tunggu...
Sayuh
Sayuh Mohon Tunggu... Supir - Poto

Aku temukan tanpa mencari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teatrikal Demokrasi

21 Januari 2021   21:19 Diperbarui: 21 Januari 2021   21:35 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

One man show sang Presiden sibuk nyengir acuh

Oposisi mendadak jadi Banci, atur strategi selamatkan diri

Rakyat berhenti percayai politisi  sok demokratis

Keadaan pun memaksa, simbol perlawanan di kriminalisasi

Simpul-simpul pergerakan masiv dipelopori Ustadz dan para Emak

Idealisme tidak boleh dilacurkan, teriaknya!

Kemuliaan dan kehormatan yang diharap

Para Emak hanya mampu berdoa, meng-Iba pada-Nya

Disegerakan pertolongan, tumbangkan penguasa zalim

Apatis, peduli setan Emak dan rakyat, ustadz terus bergerak

Penjilatan penindasan harus diakhiri

Kaum pragmatisme opurtunis terseleksi

Siapa pejuang, siapa penghianat?

Surabaya Jawa Timur 13 Agustus 2019

Sayuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun