Membekukan Waktu Demi Kenangan
Rasanya ramadhan baru kemarin namun  ini sudah tanggal dua puluh satu ramadhan.
Masjid-masjid dan mushola mulai sepi dan hukum alam mulai berlaku .
Secepat angin dompet kembali penuh juga cepat tipis.
Atas nama baju baru, celana baru dan demi menyenangkan istri gaji plus THR terbang entah kemana.
"benar kata bu menteri keuangan bila gaji ketiga belas juga THR jatuh tempo bersama gaji akan tuntas semua.
Semua demi kebahagian berkumpul dengan keluarga tercinta semua memburu waktu tidak hiraukan jarak.
Semua ini demi silahturahmi cerita jujur tentang tantangan juga harapan serta cerita sedih mudik dan pulang kampung selamanya karena PHK.
Ramadhan ini sangat berarti buatku karena inilah ramadhan ke enam dengan istri tercintaku.
"besok kita mulai perjalanan cinta ini" kataku padanya
"kita pulang kampung?"jawab istriku tak percaya apa kataku
"dengan hati mantap dan ceria" balik aku menjawabnya
"aku tahu mas"
"ini tentang waktu yang harus kita jalani dan tempuh" jawabkuÂ
"kembali"Â
"ke asal kita dik"
Semua berharap akan bertemu keluarga tercinta dengan cerita dan cinta yang dibawa suka dan duka di tanah rantau.
Perjuangan dan pengorbanan tujuannya sama untuk bertemu keluarga dengan rasa bahagia dan silahturahmi.
Walau di rantau banyak halangan juga kendala tetap teguh menjadi diri dam juga menjaga harga diri di utamakan.
Akhir sepuluh hari menjelang hari idul fitri dan lebaran ini sungguh aku takjub.
Jalanan sudah penuh orang mudik tiket bus juga tiket kereta sudah habis sebelum bulan puasa datang.
Apalagi kapal dan juga kapal terbang seminggu ini sudah berduyun-duyun tiket habis hari " H" besok.
"al fatihah untuk sedulur yang tidak bisa mudik dan alhamdulillah untuk yang sudah sampai"
"beri kekuatan bahwa sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini aku berharap selamat dan sehat sampai rumah simbok"
" ya mas sama kita sudah berjuang yang diatas yang menentukan" jawabku pelan.
Setahun yang lalu masih bisa silaturahmi namun semua pupus tidak pernah lagi ada gelak tawa mereka ketika musibah di jalan tol itu jadi cerita menyedihkan buat kami akhirnya jadi nyata.
"jangan lupa nyekar ke makam pakde ya mas"
"ya "Â
Sedih  dan pilu semua diperjalankan demi bertemu saudara dan juga kerabat kami sungguh sayang mereka sudah berpulang kepadaNya.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI