Semua kenanganku tersimpan dalam stoples kaca, diurut berdasarkan tanggal. Satu stoples untuk setiap tahun. ukurannya bervariasi tergantung pada berapa banyak kenangan yang aku punya setiap tahunnya.
Ketika gadis-gadis itu masih kecil dan Mas Basuki masih hidup, aku menyimpannya di dapur, di rak paling atas agar aman dari jari-jari bocah yang sembrono.
Sekarang aku tinggal sendiri. Aku menyiapkan ruang khusus di rak buku di ruang tamu dan sering duduk di depan sofa di malam hari dengan stoples di tangan. Kadang-kadang bahkan tidak perlu membukanya. Memegangnya saja sudah cukup untuk membangkitkan kenangan masa lalu.
Seiring bertambahnya usia, stoples-stoples semakin kecil. Beberapa tahun terakhir hampir kosong. Yang paling menyedihkan bagiku adalah tahun-tahun awal kehidupan si kembar berada di dalam stoples yang sangat kecil, seukuran stoples selai breakfast di hotel-hotel.
Tahun-tahun belakangan, aku kelelahan di penghujung hari, sehingga tidak mampu merekam banyak kenangan abadi lagi.
Beberapa tahun lalu, aku pernah meminta bantuan Mas Bas. Tapi dia biasanya selalu bekerja. Sejak pensiun dia juga tidak punya banyak pekerjaan.
***
Kemarin adikku Salimar datang berkunjung untuk menikmati minum teh sore-sore. Ketika aku membuka pintu, aku melihat dia menyimpan kenangan tahun 1980 di bawah lengannya. Dia menyimpan kenangannya di dalam kotak kardus sepatu.
"Kuharap kamu tidak menggangguku dengan kenangan tahun itu," kataku, melangkah mundur untuk membiarkannya masuk.
Dia melepas hijabnya. "Tapi aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."