Sungguh suara adzan maghrib yang ditunggu di bulan ramadhan. Lelaki itu duduk tegap matanya sembab disyukuri bisa melewatkan puasa hari ketujuh belas tahun ini.
Serambi masjid Gedhe Kauman jadi saksi perjuangannya kali ini di rintik hujan yang tidak pernah berhenti di kota Jogja akhir-akhir ini.
Beberapa orang sengaja untuk mampir dengan niat shalat Maghrib berjamaah dan juga buka puasa gratis.
Lelaki setengah baya ini meletakan gitar tuanya di serambi dekat masjid baju lusuhnya siang tadi sudah diganti baju koko setengah pakai yang dibelinya setahun lalu saat lebaran juga
Hati yang resah semakin menjadi ketika melihat uang recehan di tas kecilnya.
Biasanya sepuluh hari terakhir bulan puasa sudah banyak uang digenggamannya namun kali ini terbalik sedikit.
"ayo mas lekas buka puasanya nanti keburu maghrib "kata seseorang sambil memberikan nasi box dan sebotol air minum kemasan kepadanya.
"matur suwun dan terimakasih " jawabnya lirih. Sadar sudah tua seperti alun-alun utara yang ditaburi pasir langkahnya ke masjid adalah asa untuk kontemplasi diri mendekatkan  dzat yang maha kuasa saat ini.
Bagaimanapun sekitar masjid ini semakin malam semakin ramai apalagi di bulan puasa seperti ini.
Ngamen sebagai profesi pilihan sudah ditekuninya sejak lama  kadang ingin pindah profesi sebagai pengamen tua.