Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Mencintai tulis-menulis

Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | "Menjauh"

22 Mei 2025   14:00 Diperbarui: 22 Mei 2025   14:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjauh | Source pict: Pixabay

Di kegelapan hatiku kalut. Dengan jejak yang semrawut. Ingin hatiku menangis pilu, tetapi tak ada yang keluar dari netraku.

Kupikir jika tapak terus melangkah, Tuhan mungkin mengilham arah. Namun aku disini, terhenti. Karena tak peduli seberapa jauh, sepertinya labuhmu enggan melepas sauh. 

Ah, sakit sekali...

Ku hambakan diriku, memanjat doa di sepertiga malammu. Tetapi, mengapa rasanya hanya gelap yang mendengarku?

Haruskah kupalingkan wajah dari sujudku? Sepertinya kata menjauh mulai menggerogoti akalku. 

Siapa tahu dengan begitu, semestamu mungkin menimbangku.

Tuhan, tolong maafkan aku. Lelahku tampaknya tak berarti apa-apa bagimu. 

saniangbaka, 22 Mei '25

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun