Mohon tunggu...
Iya Oya
Iya Oya Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki

90's

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Waktu yang Terbuang

14 Juni 2018   01:06 Diperbarui: 14 Juni 2018   01:14 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Karya Pribadi

Siapa berani menjamin bahwa dirinya akan hidup lebih lama?

Aku takut mengatakannya karena bukan aku yang menentukan hidupku

Aku sadar bahwa begitu banyak waktu terbuang

Ungkapan syukur kepadaNya belumlah seberapa

Istighfarku belumlah cukup

Begitupun ibadah-ibadah pokok yang tentu masih rendah kualitasnya

Kapan aku akan merasa cukup?

Jawabnya: tak pantas bagiku merasa cukup

Banyak waktu terbuang, padahal aku tahu bahwa kematian tak berada di mana-mana selain di batang leherku

Tapi kesia-siaan masih saja kulakukan

Padahal peringatan itu pun bukannya tak datang

Bahwa hidup haruslah diisi dengan sesuatu yang berarti

Bahwa yang telah lalu tak akan kembali dan penyesalan menanti

Bahwa di dunia ini belumlah dikatakan kehidupan melainkan apa yang ada setelah mati

Apakah aku siap menerima keadilan Tuhan?

Aku tak bisa jawab

Belum ada yang kulakukan di dunia ini

Benar, belum ada

Selain ketidakberartian dan ketidakgunaan

Apakah aku siap menerima keadilan Tuhan?

Sedangkan Dia berkata "Lammaa yaqdhi maa amaroh"

"Belum dia melaksanakan apa yang Dia perintahkan kepadanya"

Apakah aku siap menerima keadilan Tuhan?

Aku tak bisa jawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun