Sebagai contoh, semisal ada peserta didik yang baru saja dibelikan tas baru branded oleh orang tuanya, lalu kemudian anak tersebut memamerkan tas barunya kepada teman-temannya dan menghina tas teman lainnya yang terlihat jelek.Â
Efeknya, bisa saja sebagian dari temannya menceritakan hal tersebut kepada orangtuanya, dan bisa jadi diantara sebagian orangtua tersebut yang terpicu rasa iri dengki, ingin melakukan hal yang sama, yaitu membelikan tas baru kepada anaknya dan memamerkannya ke khalayak umum juga.Â
Itulah contoh flexing parenting yang kerap terjadi di sekolah, yaitu kadang ada semacam 'perlombaan' antar orang tua untuk menunjukkan kekayaan yang dimilikinya lewat 'media' anaknya, layaknya virus bisa menyebar kepada sebelumnya yang tak punya pola asuh flexing.
Lalu bagaimanakah upaya agar orangtua tidak terjebak menjadi flexing parenting yang membahayakan jiwa batin kita serta bagi orang lain. Berikut tips-tips agar kita bisa menjaga diri dari perilaku tersebut.
Simple Parenting Makes Simple Life
Buatlah tujuan pola asuh anda sesederhana mungkin, semakin sederhana maka akan semakin mudah dalam menjalani peran orang tua anda.Â
Pola asuh Flexing Parenting biasanya terlalu kompleks dalam membuat capaian bagi sang anak, orang tua yang demikian biasanya akan selalu menekan sang anak agar harus memenangkan 'kompetisi' diantara teman-temannya, entah itu prestasi, penampilan dan lainnya.
Pola asuh sederhana biasanya akan fokus kepada pengembangan diri bakat minat sang anak, bukan minat maunya sang orang tua. Orangtua akan berupaya menggali potensi yang dimiliki oleh anaknya, sehingga hal ini akan membentuk pola asuh yang fokus pada satu tujuan dan sederhana.
Pola asuh yang sederhana fokus satu tujuan, akan membuat sang anak tahu apa yang harus diraihnya, sehingga akan membuat keunikan pada dirinya semakin terasah dan kelak akan menjadi pribadi profesional serta tetap bersahaja.
Sikap Tawadhu'
Dalam agama Islam, lawan dari perilaku Flexing adalah sikap Tawadhu', yaitu sikap perbuatan manusia yang menunjukkan adanya kerendahan hati, tidak sombong, tidak tinggi hati dan tidak mudah tersinggung.Â
Sikap Tawadhu' muncul dari rasa takut kepada Tuhan, bahwa sikap sombong adalah perilaku yang paling tidak disukai oleh-Nya, maka ia akan berupaya untuk menjadi pribadi yang low profile.
Para orang tua harus selalu memberikan petuah agama kepada sang anak, tentang bahwa Tuhan adalah Dzat yang berhak menunjukkan kuasa-Nya, karena Dia adalah penguasa Alam Semesta, sementara makhluk-Nya termasuk manusia di dalamnya, tak layak menyombongkan diri kepada makhluk lainnya, maka dari itu kita harus senantiasa bersikap tawadhu' atau low profile ketika bersosialisasi.