Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Belajar dari Nikita Willy, Upaya Hindari Flexing Parenting

10 Mei 2024   06:17 Diperbarui: 11 Mei 2024   13:21 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikita Willy. (Sumber: YouTube Nikita Willy via kompas.com)

Bahkan ada anak artis yang belum cukup umur dihadiahi mobil mewah oleh orang tuanya, memang sah-sah saja, tetapi apa publik harus tahu dengan segala kemewahan yang dipertontonkan terus menerus itu ?.

Sudah jelas hal ini mengarah kepada perilaku 'pamer' atau yang lebih dikenal sekarang dengan istilah 'flexing', dan apabila arah dari perilaku pamer ini berfokus pada anak, maka pola yang terbentuk adalah pola "Flexing Parenting", yaitu pola asuh yang mencoba memamerkan pencapaian materi dengan menggunakan 'media' sang anak.

Hal-hal seperti postingan acara ulang tahun anak yang mewah, postingan sang anak baru dibelikan barang atau mainan mahal atau postingan sang anak diajak liburan ke tempat-tempat hiburan kadang bisa mengarah ke flexing parenting, jika dilakukan terlalu sering. 

Acara Ultah Anak Nikita Willy Bersama Anak Yatim Piatu (sumber: Dream.co.id )
Acara Ultah Anak Nikita Willy Bersama Anak Yatim Piatu (sumber: Dream.co.id )

Sah-sah saja menunjukkan pencapaian tersebut, tetapi menjadi tidak normal, jika postingan tersebut dilakukan hampir setiap hari, bahkan kadang ada orangtua  kerap memposting apa yang dimakan anaknya setiap hari, mulai dari bekalnya hingga makan malamnya.

Mungkin bagi yang memposting hal tersebut, entah itu artis atau orang biasa, hanyalah ingin merasa diakui pencapaiannya, namun bagi sebagian yang melihatnya, bisa saja menjadi 'virus' untuk melakukan hal yang sama. 


Bagi yang mampu, mungkin tak masalah, tetapi akan menjadi masalah bagi yang tak mampu, diupayakan untuk 'mampu' juga untuk meraihnya.

Akibatnya perilaku 'flexing parenting' dapat mengarahkan pada benih-benih sifat iri dengki manusia yang tak ingin kalah saing satu sama lainnya, dan tanpa disadari yang menjadi korban adalah anak-anak yang masih lugu tak tahu apa itu persaingan antar orang tua untuk diakui pencapaiannya.

Menurut Psikolog Dian Wisnuwardani kepada Liputan 6, memberikan penjelasan bahwa pada intinya sikap flexing bertujuan ingin diakui oleh lingkungan sosialnya dan bahaya dari flexing bagi pelakunya adalah apabila apa yang ditunjukkannya ke publik ternyata tidak mendapat respon positif.

Itu tentu akan menimbulkan efek psikologis bagi pelakunya menjadi emosional atau baperan, karena pencapaiannya tidak diakui oleh sekitarnya, hingga kadang bisa menimbulkan konflik dalam ring lingkungan sosialnya.

Sikap flexing atau kerap memamerkan kekayaan atau pencapaian yang dilakukan sang orangtua, bisa jadi menular kepada sang anak. Dimana sang anak akan berperilaku suka menghina  atau perundungan bullying kepada temannya yang biasa-biasa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun