Mohon tunggu...
Singgih Swasono
Singgih Swasono Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya usaha di bidang Kuliner, dan pendiri sanggar Seni Kriya 3D Banyumas 'SEKAR'. 08562616989 - 089673740109 satejamur@yahoo.com - indrisekar@gmail.com https://twitter.com/aaltaer7

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Parau Menyambut Kedatangan Caleg

7 Februari 2014   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hardikan yang Ia terima dari pemuda berjas kuning dan penjagaan ketat di tempat parkir, tak menyurutkan langkahnya. Ia mencoba memarkir gerobak di celah parkir mobil, menanti keberuntungan kembali. Sayang, untung tak dapat diraih teguran lagi-lagi menghampiri.

"Dilarang jualan disini, jalan ini sudah di kontrak khusus parkir mobil dan motor anggota! Dan harus steril, lima menit lagi rombongan caleg-caleg akan lewat, cepat pergi!"

Tegur pemuda doreng. Sembari jarinya menunjuk-nunjuk jam tangannya. Suara teguran itu, memancing puluhan pemuda lainnya mendekat

"Bapak bukan anggota?" tanya salah satu dari mereka terdengar sopan.

"Maaf mas, betul.  Bapak kira tidak ada batasan, di spanduk katanya bebas hadir. Dan saya hanya bakul bakso keliling, sekedar cari rejeki buat anak istri di rumah, mas" jelasnya santun.

Ia mengharap diterima dan dimaklumi. Namun, ada 'oknum' tidak suka mendengar penjelasanya, lalu menahan laju dan menggoyang gerobaknya.

"Kami sudah tahu bapak bakul bakso dan ini bukan gerobak sampah! Jawab singkat dan jelas, jangan bertele-tele!. Cepat pergi, memalukan caleg yang akan lewat!" hardiknya keras.

Ia hanya menunduk, diam-diam mendorong gerobak kembali menuju ke emperan toko yang kosong, walau terhalang got. Ia coba angkat rodanya satu persatu, sedang ratusan pemuda bergeming. Ia tengok kanan, kiri ternyata sendirian.

'Rejeki tak lari kemana' ujarnya dalam hati, lalu berdoa 'laris manis tanjung kimpul, jualan habis uang kumpul', sembari menyalakan kompor, menanti 'semut' menghampiri.

...............

Sedari pagi di pusat kampenye, terdengar hentakan kendang bertalu-talu dan yel-yel menggelora. Sesaat kemudian Ia mendengar raungan sirene, seketika ribuan manusia menepi, berjejer rapi. Sirine dan deru kendaraan meraung-raung mendekat, yel-yel semakin menggila. Baris depan puluhan Harley Davidson, warna kuning dan doreng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun