Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Raja Midas Jaman Milenial

10 November 2022   17:00 Diperbarui: 10 November 2022   17:07 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak contoh lain tentang orang-orang bertangan dingin seperti di atas. Mereka itulah rupanya para "titisan" Raja Midas, raja dalam mitologi Yunani yang terkenal karena kemampuannya mengubah semua yang ia sentuh menjadi emas. 

Dalam mitos, ketika Midas menyentuh pohon dan batu, itu langsung berubah menjadi emas. Makanan dan minuman yang dia sentuh pun berubah menjadi emas. Bahkan anak perempuannya dia sentuh dan berubah menjadi emas. "Kesaktiannya" itu kini disebut sebagai sentuhan emas atau sentuhan Midas. 

Tentu saja Raja Midas tidak ada lagi. Itu memang hanya sebuah mitos. Sekarang yang ada adalah orang yang berperilaku seperti Raja Midas, mengukur semua hal dengan uang. 

Sentuhan dan rasa kemanusiaan pudar dan bahkan hilang karena uang. Tega hati memuncak mirip Midas yang sampai hati merubah anaknya menjadi patung emas. Mata kemanusiaannya tidak lagi peka untuk mampu melihat sanak, saudara, apalagi teman. Meraih untung atau adalah nomor satu. 

Midas-Midas model baru telah mengabaikan pertemanan. Rela kehilangan kerabat dan hati karena semuanya diukur dengan materi. Jabatan, perkara, promosi, mutasi, pangkat, sekolah, buku pelajaran, semuanya kalau bisa akan diuangkan. Walaupun mereka sanak-saudara, teman, tetangga, tarif tetap dipasang. 

Lupa bahwa, ketika sakit, semangat tinggi untuk sehat akan datang dari orang dekat. Lupa, ketika badan sakit dan tidak mampu bangkit, ruang kerja yang mewah tidak ada arti. 

Lupa, ketika jiwa tertekan dan pikiran terpojok, tidak ada yang lebih berarti selain teman sejati yang datang menghampiri dengan segala empati. 

Materi memang diperlukan untuk mendapatkan kesenangan. Juga untuk bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kendaraan dan hiburan. Tapi orang sering menjadi "lupa diri", uang hanya difungsikan sebagai alat pemuas hawa nafsu, ketamakan yang tak ada ujungnya. 

Dalam mitos, Raja Midas pun menyesali kesaktiannya, masakan titisannya jalan terus dibutakan harta. Harta, apapun bentuknya,  bisa jadi sumber malapetaka dan bahkan mengundang bencana, meski sebaliknya bisa menuntun Anda masuk surga. Semua sepenuhnya memang terserah pilihan Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun