Mohon tunggu...
Lipur_Sarie
Lipur_Sarie Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga yang mencintai alam

Indonesia adalah potongan surga yang dikirimkan Sang Pencipta untuk rakyatnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fumigasi atau Fogging ? Mana Yang Lebih Baik ?

22 Mei 2025   09:37 Diperbarui: 22 Mei 2025   13:36 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan fumigasi yang dilakukan oleh fumigator (foto koleksi Yanti)

Pendahuluan

Museum adalah tempat yang berfungsi untuk menyimpan, memelihara dan memamerkan koleksi benda-benda bernilai sejarah, budaya dan ilmiah. Selain itu, museum juga sebagai tempat penelitian dan edukasi bagi masyarakat. Lebih rincinya, museum mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :

  • Mengumpulkan dan melestarikan. Artinya, museum adalah tempat untuk mengumpulkan berbagai jenis benda yang memiliki nilai sejarah, seni maupun ilmiah, yang kemudian melestarikannya agar dapat dipertahankan untuk generasi mendatang.
  • Meneliti. Artinya, museum adalah tempat untuk melakukan penelitian terhadap benda-benda yang dimiliki dan dikoleksi dengan tujuan untuk memahami sejarah, makna maupun nilai-nilai filosofis yang ada didalamnya.
  • Menafsirkan. Artinya, museum sebagai perantara atau penghubung bagi masyarakat untuk memahami makna dan nilai dari benda-benda yang dikoleksi melalui pameran, kegiatan edukasi dan publikasi.
  • Memamerkan. Artinya, museum adalah tempat untuk memamerkan koleksi benda-benda yang dimiliki kepada publik, sehingga masyarakat dapat menikmati dan belajar dari warisan budaya maupun hal yang bersiat ilmiah.

Mengingat begitu penting keberadaan museum beserta koleksinya bagi masyarakat maupun bangsa dan negara, maka pemeliharaan maupun preservasi adalah sebuah keniscayaan. Salah satu usaha adalah dengan melakukan perawatan khusus agar koleksi-koleksinya terhindar dari kerusakan. Yaitu dengan fumigasi. Fumigasi berasal dari Bahasa latin fumigare yang artinya pengasapan. Merupakan cara atau metode pengendalian hama seperti bakteri, jamur, rayap, tikus maupun serangga dengan cara mengkontaminasi udara di suatu ruangan tertutup dengan menyebarkan gas beracun seperti metal bromide, sulfuryl fluoride atau hydrogen sianida. Sedangkan menurut KBBI, 2023 fumigasi adalah pengasapan dengan menggunakan gas fumigan untuk menghilangkan (mematikan) kuman dan sebagainya.

Museum Radya Pustaka

 Berdiri pada tanggal 28 Oktober 1890, dibangun pada masa masa Sinuwun Pakubuwana (PB IX) dan merupakan museum tertua di Indonesia, terletak di pusat kota. Tepatnya di Jl. Slamet Riyadi no. 275.

Sampai saat ini mempunyai koleksi kurang lebih 400 buku Jawa kuno, karya sastra, babad maupun serat yang ditulis dalam aksara Jawa, manuskrip kuno. Bahkan museum ini masih menjaga keaslian serat tertua Yusuf yang ditulis pada tahun 1729. Selain itu Radya Pustaka juga mempunyai koleksi yang berhubungan dengan kerajaan-kerajaan di Indonsesia (Majapahit, Mataram dan Demak), berupa tulisan, karya sastra, patung dan pusaka.

Selain menyimpan peninggalan nasional, museum ini juga menyimpan peninggalan berskala internasional berupa koleksi kotak musik dari Perancis berhiaskan bunga yang tumbuh diantara burung kecil. Adapun koleksi lainnya adalah Canthik Rajamala,  wayang berbagai jenis, gamelan slendro pelog, perangkat makan keramik Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Eropa serta pawukon/sistem penanggalan Jawa (Tempo, 1 November 2923).

Begitu banyak koleksi museum Radya Pustaka berupa buku, arsip maupun manuskrip yang bahannya terbuat dari kertas. Ratusan jenis biota khususnya serangga, hidup dengan sumber makanan utamanya adalah kertas dan zat-zat yang terdapat dalam kertas, yaitu serat alami yang berupa sellullosa dan semiselullosa. Serangga jenis ini mempertahankan hidupnya pada suhu yang tidak stabil dan bisa dipastikan koleksi buku dan sejenisnya menjadi tempat berkembangbiak (Rusdin Zebua, UIN Imam Bonjol Padang, Jurnal Kajian Kepustakawanan, 15 Desember 2023).

Demi menjaga koleksi yang sedemikian banyak dan sangat berharga, maka Radya Pustaka-pun juga melakukan kegiatan fumigasi. Seperti yang disampaikan Mbak Yanti, salah satu pegawai disana, bahwa Radya Pustaka melakukan fumigasi sekali dalam setahun.  Hal tersebut sesuai kebijakan pimpinan, karena museum tidak mempunyai alat dan petugas, sehingga UPTD Museum Dinas Kebudayaan Kota Surakarta bersurat ke salah satu CV di Semarang untuk membantu dan bekerjasama melakukan kegiatan tersebut.

Kegiatan Fumigasi

Pada tahun 2025 kegiatan fumigasi museum Radya Pustaka dilakukan selama empat hari, yaitu pada tanggal 19 -- 21 Mei 2025. Mulai dari persiapan -- selesai.  Dan selama tiga hari tersebut semua pegawai museum tetap masuk hanya pindah ruangan, yaitu di Kantor UPTD Museum Dinas Kebudayaan Kota Surakarta yang terletak tidak jauh dari museum (keterangan Mbak Yanti, Radya Pustaka). Tanggal 22 Mei 2025 museum sudah dibuka lagi seperti biasa.

Sedikit berbeda dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Mojokerto. Fumigasi dilakukan diluar jam kerja, supaya tidak mengganggu kegiatan layanan. Fumigasi arsip mulai dilaksanakan pada pukul 09.00 wib (berita Dipusip Mojokertokota, 2020).

Kegiatan fumigasi diawali dengan menutup seluruh ruangan hingga celah-celah. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran gas. Setelah ruan penyimpann siap, gas fumigant diberikan pada titik-titik tertentu, sehingga gas akan menyebar ke seluruh ruangan dan membunuh semua hama maupun biota yang ada didalamnya. Setelah kurang lebih tiga hari proses fumigasi selesai, ruangan kembali dibuka dan dibersihkan untuk menghilangkan sisa-sisa gas yang masih ada.

Untuk menjadi catatan bahwa fumigasi harus dilakukan oleh petugas yang terlatih dengan menggunakan bahan kimia yang sesuai dan aman. Selain itu kegiatan fumigasi harus sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang berlaku. Orang yang melakukan fumigasi disebut fumigator, bahannya disebut fumigan.

Hal apa saja yang harus diperhatikan bagi fumigator ?

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi fumigator, yaitu :

  1. Pelatihan dan sertifikasi. Seorang fumigator harus mendapatkan pelatihan dan sertifikasi yang memadai. Untuk memastikan bahwa meraka paham betul mengenai SOP-nya.
  2. Alat Pelindung Diri (APD). Seorang fumigator wajib menggunakan APD saat bekerja. Seperti masker, sarung tangan, pakaian pelindung dan kacamata.
  3. Pertolongan pertama. Fumigator harus memahami pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan ataupun keracunan akibat paparan gas fumigan.
  4. Keamanan. Fumigator bertanggung jawab mengenai keamanan lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitar area yang difumigasi.

Apa Perbedaan Antara Fumigasi dan Fogging ?

Seperti diketahui bahwa fumigasi dan fogging adalah metode yang digunakan untuk pengendalian hanya yang menggunakan zat kimia untuk membunuhnya. Apakah yang membedakan keduanya ?

Berikut perbedaan utama antara fumigasi dan fogging :

No

Aspek

Fumigasi

Fogging

1

Metode penggunaan

Menyebarkan gas beracun ke seluruh ruangan

Menyemprotkan cairan atau aerosol ke udara

2

Target hama

Hama yang bersembunyi seperti rayap dan hama produk simpanan

Nyamuk dna serangga terbang

3

Efektivitas

Efektif untuk hama yang sulit dijangkau

Efektif untuk nyamuk dan serangga terbang

4

Efek samping

Bahan kimia beracun, memerlukan ventilasi setelah proses selesai. Bisa berbahaya bagi manusia jika tidak dilakukan dengan benar

Sedikit atau bahkan tidak efek bagi samping bagi manusia

5

Kegunaan umum

Industri, gudang dan tempat-tempat yang membutuhkan pengendalian hama secara intensif

Rumah, taman dan area yang membutuhkan pengendalian nyamuk

Fumigasi dan fogging adalah dua metode yang berbeda dalam pengendalian hama. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan metode yang tepat tergantung pada jenis hama yang menjadi target, lokasi dan kondisi lingkungan.

Kesimpulan 

            Dengan melakukan fumigasi secara rutin, akan meningkatkan usia arsip maupun koleksi museum lainnya, sehingga apa yang ada didalamnya bisa dinikmati jangka panjang oleh masyarakat secara aman. Baik sekedar berkunjung, edukasi atau sampai melakukan penelitian.

            Sedang fumigasi bagi pengelola arsip adalah hal penting dalam preservasi arsip dari kerusakan. Karena fumigasi sangat membantu mengendalikan hama, mencegah kerusakan fisik serta memastikan kebersihan arsip dan lingkungan penyimpanan, sehingga bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun