Mohon tunggu...
Sari Anwar
Sari Anwar Mohon Tunggu... Analis

Analis investasi dan ekonomi, penggemar tenis dan buku-buku self-development.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

2025, Investasi Kripto Diprediksi Semakin Merekah Pasca Pelantikan Trump

22 Januari 2025   15:45 Diperbarui: 22 Januari 2025   16:15 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Investasi kripto pada beberapa tahun ke belakang menjadi salah satu opsi investasi dan trading paling banyak dipilih dan ramai dibicarakan oleh kalangan investor Indonesia. Walau merupakan tipe investasi dengan risiko dan volatilitas yang tinggi, banyak masyarakat terutama khalayak muda di usia produktif memilih aset ini sebagai opsi investasi dan trading pertama mereka. 

Tahun ini, analis memprediksi pasar kripto akan semakin merekah. Apalagi dengan pelantikan Donald Trump yang pro-kripto sebagai presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025 kemarin, harga Bitcoin dan berbagai koin kripto lainnya sudah menunjukkan tanda-tandanya dengan mengukir harga All Time High (ATH) baru. Bitwise Investments contohnya, memperkirakan harga Bitcoin di tahun 2025 ini bisa menembus 200 ribu dolar AS.

Kira-kira apa saja hal yang memicu banyak analis memprediksi momentum gain bagi industri kripto di tahun 2025? 

  1. Pengaruh Besar Trump dan Pemerintahan Pro-Kripto
    Dengan dilantiknya Trump sebagai presiden AS, diproyeksikan akan ada kebijakan BTC Strategic Reserve, dimana AS akan menjadikan BTC sebagai cadangan devisa negara. Pemerintah AS di bawah Trump juga diprediksi akan memberikan regulasi yang lebih ramah bagi investor kripto dan perusahaan blockchain. Bahkan menariknya, Trump mengungkapkan akan membuka kemungkinan penggunaan Bitcoin dan kripto untuk melunasi hutang AS senilai 35 triliun dolar AS.  
     

  2. Adopsi Bitcoin Semakin Meluas
    Trump dikabarkan ingin mengadopsi 200 ribu BTC selama 5 tahun ke depan di masa jabatannya. Ketika AS mengadopsi suatu kebijakan baru, terdapat tendensi negara-negara lain juga akan mengikuti kebijakan tersebut karena AS menjadi kiblat kebijakan negara-negara yang lebih kecil.

  3. Perkembangan Ekosistem Blockchain dan Altcoin
    Kemajuan teknologi blockchain terus membuka peluang munculnya aset kripto baru dengan fitur inovatif serta adopsi decentralized finance (DeFi) dan tokenisasi aset tradisional semakin marak di sektor keuangan global seperti penggunaan  USDC atau DAI untuk transfer global instan yang berhasil mengurangi biaya dan waktu penyelesaian transaksi  antarnegara. Ini sangat bermanfaat untuk pengiriman uang antarnegara.

  4. Penguatan Regulasi Kripto di Indonesia
    Di Indonesia sendiri, pemerintah terus memperkuat regulasi untuk menciptakan ekosistem yang lebih aman dan terintegrasi seiring meningkatnya adopsi kripto dalam negeri. Peralihan pengawasan aset kripto dari Bappebti ke OJK pada 2025 menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kepastian hukum dan perlindungan bagi investor. Dengan regulasi yang lebih kuat, diharapkan akan semakin banyak institusi keuangan yang mengadopsi aset digital, membuka peluang lebih luas bagi pertumbuhan industri kripto di Indonesia.

Mengingat aset kripto merupakan instrumen investasi yang volatil, sebaiknya para investor kripto harus tetap menerapkan strategi agar tetap bisa taking profit di momentum yang tepat khususnya pada altcoin, karena pasar beserta narasinya selalu bergerak mengikuti momentum sehingga mungkin saja koin yang menjadi winner di season ini tidak akan menjadi winner di cycle selanjutnya. Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain, menempatkan limit order untuk membeli atau menjual koin kripto di harga yang diinginkan atau menggunakan stop-loss untuk membatasi potensi kerugian. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun