Minyak atsiri merupakan zat berbau khas yang tekandung di dalam tanaman. Minyak ini disebut juga sebagai minyak esensial dikarenakan pada suhu kamar mudah menguap Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris (ethereal oil, volatile oil) yang
dihasilkan dari tumbuhan.Â
Nyamuk merupakan salah satu vektor utama penyebar penyakit menular yang menjadi permasalahan serius di berbagai negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan chikungunya yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles terus menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat bahwa kasus demam berdarah masih menunjukkan tren yang fluktuatif, namun tetap tinggi setiap tahunnya, khususnya saat musim hujan.
Pengendalian nyamuk secara konvensional umumnya dilakukan dengan penggunaan repelan kimia sintetis, seperti DEET (N,N-Diethyl-meta-toluamide), permethrin, dan insektisida berbahan aktif organofosfat. Meskipun terbukti efektif, penggunaan bahan kimia sintetis ini tidak terlepas dari berbagai efek samping negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan. Paparan jangka panjang terhadap insektisida dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, bahkan efek neurotoksik pada anak-anak. Selain itu, nyamuk juga menunjukkan kecenderungan untuk membentuk resistensi terhadap insektisida tertentu, yang mengurangi efektivitas pengendalian.
Salah satu bahan alami yang mulai banyak diteliti dan dikembangkan adalah minyak atsiri dari daun serai (Cymbopogon citratus). Cymbopogon citratus, dikenal sebagai serai dapur atau serai wangi, merupakan tumbuhan tropis yang tumbuh subur di wilayah Asia Tenggara. Selain digunakan sebagai bumbu masak dan obat tradisional, serai juga menghasilkan minyak atsiri yang disimpan dalam kelenjar sekretori di permukaan daunnya. Tanaman serai sudah lama dikenal dalam masyarakat Indonesia sebagai bumbu dapur, tanaman obat, dan pengusir serangga secara tradisional. Kandungan utama dalam minyak atsiri daun serai adalah senyawa citronellal, citronellol, dan geraniol yang terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas repelan terhadap berbagai jenis nyamuk.
Minyak atsiri daun serai memiliki potensi besar sebagai alternatif pengusir nyamuk yang lebih ramah lingkungan, tidak toksik, dan dapat dikembangkan dari sumber daya lokal. Selain aman digunakan, minyak atsiri ini juga lebih mudah terurai secara hayati, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan seperti insektisida sintetis. Oleh karena itu, penting untuk terus mengkaji efektivitas, formulasi, serta metode aplikasi dari minyak atsiri serai agar dapat digunakan secara luas oleh masyarakat sebagai solusi pengendalian vektor nyamuk yang lebih aman dan berkelanjutan.
Minyak atsiri daun serai umumnya terdiri dari senyawa-senyawa aktif berikut:
Sitronelal (Citronellal) -- senyawa utama yang berperan sebagai agen repelen terhadap nyamuk.
Geraniol -- senyawa alkohol aromatik dengan sifat antimikroba dan juga repelen.
Limonene -- senyawa hidrokarbon yang memiliki efek toksik ringan terhadap serangga.
Citral -- senyawa dengan aroma lemon yang kuat dan berfungsi sebagai antioksidan serta repelen.