Daun serai juga mudah dibudidayakan dan cocok ditanam sebagai tanaman pekarangan karena manfaatnya yang beragam.
Komposisi kimia minyak atsiri dari daun serai sangat tergantung pada metode ekstraksi dan kondisi lingkungan, namun umumnya meliputi:
Sitronelal (35--45%)
Geraniol (15--25%)
Limonene (5--10%)
Citral (neral dan geranial)
Myrcene dan terpineol (dalam jumlah kecil)
Sifat utama yang menjadikan minyak atsiri daun serai (Cymbopogon citratus) sangat efektif sebagai pengusir nyamuk adalah volatilitasnya, yakni kemampuan senyawa dalam minyak tersebut untuk menguap dengan cepat pada suhu lingkungan. Volatilitas ini memungkinkan senyawa aktif seperti sitronelal, geraniol, dan limonena keluar dari medium cair dan tersebar sebagai partikel gas ke udara bebas. Tanpa perlu pemanasan ekstrem, senyawa-senyawa ini secara alami menguap, membentuk "selimut aroma" di udara yang berfungsi sebagai penghalang kimiawi bagi nyamuk. Inilah alasan utama mengapa minyak atsiri bisa digunakan dalam bentuk spray, lotion, diffuser, atau lilin aromaterapi, karena senyawa aktifnya dapat mencapai sistem penciuman nyamuk bahkan dari jarak jauh.
Dari segi fisikokimia, ada tiga alasan utama mengapa minyak atsiri bersifat sangat volatil: