Tulisan Bapak Study Rizal Lk., M.Ag berjudul "Belajar dari Nepal: Demokrasi yang Berdarah" membuat saya tertarik untuk ikut memberikan tanggapan. Apa yang beliau angkat tidak hanya berbicara tentang negeri yang jauh di Asia Selatan, tetapi juga menjadi cerminan betapa rentannya kondisi demokrasi di suatu Negara yang harus dijaga secara serius.Â
Nepal mengajarkan kita bahwa demokrasi bukanlah suatu yang otomatis melahirkan keadilan. Demokrasi bisa berubah menjadi ironi ketika negara menutup ruang dialog dan menganggap kritik sebagai ancaman. Blokade media sosial dan tindakan represif aparat hingga menelan korban jiwa adalah bukti nyata bahwa demokrasi tanpa substansi hanya menghasilkan luka.Â
Di titik ini, saya melihat demokrasi Nepal tidak gagal dari rakyatnya, melainkan demokrasi Nepal gagal dari kekuasaan yang tidak ingin mendengar. Rakyat yang meminta keadilan, jawabannya adalah peluru. Rakyat yang meminta transparasi, yang hadir adalah sensor dan blokade. Maka benar bahwa demokrasi bukan sekadar prosedur politik, melainkan tentang keberanian menghadirkan ruang kritik dan menjadikannya energi perbaikan.Â
Tanggapan saya dalam konteks tulisan Bapak Study Rizal kali ini adalah menegaskan bahwa Nepal merupakan cermin untuk kita. Apakah demokrasi di Indonesia sudah tidak terhindarkan dari bahaya yang Nepal alami? Apakah kita sungguh-sungguh menjamin kebebasan berpendapat, atau kita masih menyisakan ketakutan bagi mereka yang bersuara? Pertanyaan-pertanyaan ini penting agar demokrasi kita tidak hanya berhenti pada ritual lima tahunan, melainkan benar-benar menjadi sistem yang menyejahterakan rakyat.Â
Akhirnya, kasus Nepal menunjukkan bahwa demokrasi tidak akan pernah kokoh tanpa keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Demokrasi bukan hanya soal pemilu, bukan soal mayoritas, tetapi tentang mendengar suara rakyat sekecil apapun. Jika itu hilang, maka demokrasi yang kita banggakan hanya tinggal nama seperti di Nepal, ia bisa berdarah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI