Mohon tunggu...
Sarah Setiasih Dharmawan
Sarah Setiasih Dharmawan Mohon Tunggu... - - Warga Sipil

Tulisan. Musik. Komedi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Air dan Kesehatan

5 September 2019   11:03 Diperbarui: 6 September 2019   13:12 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pembangunan gedung-gedung yang semakin menjulang tinggi terus menerus terjadi di Jakarta. Padatnya lalu lintas yang terjadi setiap hari menandakan bahwa jumlah transportasi di Jakarta membludak. Akhir-akhir ini, kondisi udara di Jakarta menjadi sorotan. 

Berdasarkan data AirVisual, kualitas udara Jakarta mencapai angka 112 AQI atau Indeks Kualitas Udara pada 28 Agustus 2019 pukul 14.13 WIB. Angka tersebut tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif yang artinya, kelompok sensitif mungkin mengalami efek kesehatan yang merugikan dan lebih serius. Masyarakat dianjurkan menggunakan masker saat beraktivitas.

Kota Jakarta yang begitu padat membuat sulit terciptanya area terbuka hijau yang sehat untuk tubuh kita. Menghirup udara segar sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. 

Pohon merupakan penghasil oksigen yang kita perlukan untuk bernafas. Pohon juga menyerap karbondioksida, salah satu jenis gas berbahaya bagi manusia. Berada di sekitar pohon-pohon penghasil oksigen membuat kita lebih banyak menghirup oksigen yang baik bagi tubuh sekaligus mengurangi peredaran gas berbahaya.

Selain itu, padatnya aktivitas di era milenial ini juga membuat kita sulit mengatur pola hidup sehat. Padahal, konsumsi sayuran itu wajib. Sayuran mengandung mineral dan vitamin serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Kandungan pada sayuran itu juga berguna untuk mecegah berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, gula darah, serta melancarkan sistem pencernaan.

Untuk menjaga tubuh agar tetap sehat, terdapat salah satu cara mudah yang dapat dilakukan  yaitu dengan melakukan urban farming. Urban farming dapat dilakukan di rumah sendiri. Tidak perlu lahan besar, tidak perlu modal yang besar, namun hasilnya dapat berguna untuk kesehatan diri sendiri dan keluarga.

Konsep urban farming memanfaatkan  lahan sempit di rumah sendiri membuat kebutuhan pangan khususnya sayuran untuk kesehatan dapat terwujud dengan baik. Apalagi dengan menanam tanaman sendiri, tentu lebih segar dan sehat karena tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintesis. Masyarakat dapat memanfaatkan air hujan untuk sistem pengairan urban farming dengan melakukan pemanenan air hujan.

Sumber air di perkotaan rentan tercemar limbah kegiatan industri maupun kegiatan manusia. Pemanenan air hujan berguna untuk menunjang ketersediaan air terutama air bersih.  

Air bersih sangat penting bagi kehidupan sebab air dapat memurnikan racun yang terdapat dalam tubuh, melancarkan sirkulasi darah, pelumas sel tubuh, serta melancarkan sistem pencernaan.

Panen air hujan merupakan teknik sederhana dan murah namun belum banyak dilakukan di Indonesia. Teknik panen air hujan yang bisa dilakukan adalah dengan penampungan air. Air dapat ditampung di wadah besar seperti tandon. Selain tandon, bahan yang digunakan sederhana antara lain pipa, kawat kasa sebagai saringan daun yang dibawa air hujan, penyaring debu dan pasir halus, dan kran.

Tandon penyimpanan diletakan di sekitar rumah karena air hujan yang jatuh akan mengalir melalui talang pipa yang dipasang di atap rumah. Kemudian air tersebut dialirkan melalui pipa yang dipasang di tepi dinding rumah. Daun serta benda yang ukurannya agak besar akan disaring oleh kawat kasa sedangkan air hujan tetap mengalir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun